Terkini Daerah
Siswi SMP Ditemukan Tak Bernyawa di Parit, Ternyata Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan Ayah Tiri
Seorang siswi di Kalimantan Barat ditemukan tak bernyawa di dalam parit di Kecamatan Tayan Halu.
Editor: Lailatun Niqmah
Kapolres menambahkan, pelaku berhasil diamankan kurang dari 24 jam. Untuk itulah, Kapolres mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang turut serta dalam membantu pengungkapan ini.
“Dan kerjasamanya yang baik antar masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Tayan Hulu yang sudah memberikan informasi, masukan demi kecepatan terungkapnya kasus pembunuhan ini. Mudah-mudahan kedepan tidak terulang kembali kejadian seperti ini, ”tegasnya.
• Tanya Pak Ustaz: Waktu yang Tepat Lakukan Niat dan Bagaimana Hukumnya jika Lupa Belum Niat Puasa?
Sementara itu, Tim Dokter Forensik Polda Kalbar, dr Monang Siahaan menyampaikan, pihaknya mendapatkan informasi lisan melalui telekomunikasi yang ditujukan ke Bid Dokes Polda Kalbar, untuk meminta bantuan mengungkap misteri kematian seorang wanita di wilayah Kabupaten Sanggau.
“Sore kemarin langsung kita bentuk tim untuk meluncur langsung ke Sanggau. Surat yang memang saya baca dengan benar, memohon untuk melakukan pemeriksaan dalam dan luar untuk melakukan autopsi namanya, ”ujarnya.
Selain itu, ada surat persetujuan tindakan autopsi yang ditandatangani bermatrai enam ribu dari pihak penyidik, keluarga ataupun saksi yang ada.
“Setelah dilakukan autopsi tadi, saya banyak menemukan beberapa kejanggalan yang akan saya tuangkan di visum et refertum. Nah saya tidak punya wewenang dan hak untuk menjelaskannya kepada teman media. Tapi untuk beberapa hari kedepan bisa bertanya kepada penyidik yang melakukan menyelidiki kasus ini, ”tegasnya.
Beberapa kelainan yang ditemukan yang tidak bisa diungkapkan secara detail yaitu dibagian kepala, kemaluan dan lain-lainya.
Pengakuan Ayah Tiri
RW tersangka pelaku pembunuhan terhadap AT siswi SMP Tayan Hulu, mengaku menyesal setelah menghabisi anak tirinya itu.
Namun ia mengakui sudah berencana untuk memperkosa korban.
“Saya menyesal. Saya melakukannya hari Sabtu (27/4/2019) siang, di lokasi berbatuan. Jauh sikit dari perkampungan,” katanya, Rabu (1/5/2019).
Saat itu, memang dirinya yang menjemput korban dari sekolah.
Ketika ditanya lagi alasannya nekat menghabisi korban, ia menjawab, takut aksinya itu terbongkar. (Tribun Pontianak/Rizky Zulham)
WOW TODAY: