Breaking News:

Pilpres 2019

Gatot Nurmantyo Tanggapi Rekaman Suara Viral yang Tampilkan Fotonya, Berisi Provokasi Pemilu Curang

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo tanggapi beredar rekaman suara yang tampilkan fotonya, berisi provokasi ada kecurangan pemilu.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
Capture YouTube Portal One
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo angkat bicara atas beredar rekaman suara yang tampilkan foto dirinya, seolah menunjukkan bahwa suara tersebut adalah miliknya. 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo angkat bicara atas beredarnya rekaman suara yang tampilkan foto dirinya, seolah menunjukkan bahwa suara tersebut adalah miliknya.

Suara tersebut berupa provokasi kepada pendukung kubu 02, kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno soal adanya kecurangan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Satu yang turut mengedarkan rekaman tersebut adalah saluran Youtube Portal One, Jumat (26/4/2019).

Tanggapi Adanya Kecurangan Pemilu yang Disebut Prabowo, Surya Paloh: Harus Jujur pada Diri Sendiri

Suara dalam video itu menyebutkan bahwa Kubu 01, kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin begitu berambisi untuk dapat berkuasa.

Menurut suara tersebut, kubu 01 begitu berambisi agar bisa bebas dari permasalahan hukum.

Suara tersebut juga menjustifikasi KPU yang disebut selalu salah input data untuk Prabowo, namun tak pernah salah data untuk Jokowi.

Suara tersebut bahkan menyebut bahwa ia telah memperoleh lebih dari seribu aduan kecurangan.

Berikut ini pernyataan lengkap dalam rekaman suara tersebut:

"Kalau itu yang mereka pikirkan, maka mereka dari sekarang-sekarang sudah kalah sebenarnya.

Tinggal tunggu waktu saja. Jadi kayak begitu. Jadi kita nggak usah terpancing juga dengan provokasi mereka, dengan melihat masifnya tindak kecurangan ini sudah memperlihatkan betapa berambisinya.

Mereka ingin berkuasa untuk periode kedua. Mereka ingin mencari aman supaya tidak diseret ke pengadilan. Ada yang ke mahkamah Internasional, ada yang di mahkamah militer, ada yang ke pengadilan sipil. Jadi kayak begitu.

Kita bawa santai sajalah, masih panjang proses kita. Setelah 22 Mei hitung manual ditutup oleh KPU, kita lihat siapa yang dimenangkan KPU.

Makanya form C1 itu adalah ruh kita. Kalau seandainya kita dikalahkan oleh KPU, maka kita akan adu data dengan KPU yang selalu salah input data.

Prabowo 161 dibikin 61. Alasannya salah. Ke Jokowi ditambahin 50 suara. Ke Jokowi nggak pernah salah, ke Prabowo salah. Itu satu senjata buat kita.

Nah itu sudah terjadi lebih kurang 1.268 kasus salah input data yang masuk datanya ke tangan saya. Kita tetap standar, kita tetap santai. Yang penting tetap kawal pleno di kelurahan atau di kecamatan. Karena itu semuanya kita butuhkan sebagai dokumen.

Halaman
123
Tags:
Gatot NurmantyoJoko WidodoPrabowo SubiantoPilpres 2019
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved