Pilpres 2019
Video Ceramah 2007 Viral karena Sebut akan Musuhi Presiden yang Berutang, Ini Jawaban Yusuf Mansyur
Ustaz Yusuf Mansur angkat bicara terkait pernyataannya dalam sebuah ceramah yang menyinggung soal utang negara.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
Cm yg bikin saya enneg, berulang kali anda berstatement lebay buat nunjukin ini lho si X itu agamanya baguuuussss banget, please lah, gak usah selebay itu juga buat bikin opini public yg jelas2 itu gak penting.
Saya menghargai habib lurhfi dg memilih petahana dan gak ada mau bahas beliau sedikitpun ya krn beliau gak lebay dalam berstatement di public, apalagi sampai bersumpah bawa2 hafalan quran," tulis sang warganet.
Ternyata Yusuf Mansur langsung memberikan tanggapannya.
Ia mengaku salah, dan menyebutkan bahwa video ceramahnya itu diambil pada tahun 2007an, saat dirinya masih 'miskin ilmu'.
"Kawan2 semua benar. Saya yg salah. Semoga ilmu dan pengetahuan saya terus diluaskan oleh Yang Maha Luas.
Sehingga ga sempit.
Itu rekaman periode 2007an. Msh miskin ilmu. Skrg ya msh miskin ilmu. Mhn doa.
Segala ucapan dan perkataan kwn2, jd doa buat saya. Jazaakumullaah," tulis Yusuf Mansur.
Caption sang warganet dan komentarnya itu lantas kembali ia unggah di akun Instagramnya.
Yusuf Mansur menuliskan caption, menyebut bahwa dirinya berterima kasih karena diingatkan atas video ceramahnya itu.
• Penjelasan TKD Sumut soal Bupati Mandailing Natal yang Mundur karena Tak Bisa Menangkan Jokowi
Yusuf Mansur lantas mengatakan bahwa dirinya banyak belajar, terutama soal utang.
Yusuf Manusr mengaku, semakin banyak hal yang ia tahu, maka semakin malu dan semakin tidak mengertilah dia.
Yusuf Mansur juga menegaskan bahwa dirinya tak mau menyalahkan siapa-siapa.
"Gpp. Emang msh jd topik hari2 terakhir ini. Makanya saya angkat. Kwn2 bs melihat videonya di akun yg bersangkutan. .
Saya mksh malahan. Bagus2 aja. .
Saya pribadi, banyak belajar. Ttg rasio utang, ttg utang yg berguna, ttg utang yg berbahaya, ttg utang yg bermanfaat, ttg utang yg memerangkap. Baik skala pribadi, keluarga, maupun skala korporasi, pemerintahan dan negara. .