Pilpres 2019
Tantang Fadli Zon Mundur dari Politik jika Hasil KPU 01 Menang, Yunarto: 02 Unggul Saya Berhenti
Apabila hasil KPU kubu 02 menang, ia berhenti menjadi polster. Sebaliknya, apabila hasil KPU kubu 01 menang, maka ia meminta Fadli Zon.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
"Karena hasil real count kami, hasil quick count kami berbeda. Artinya enggak perlu dong kami mengakui," sambung dia.
Arief menyebutkan, dalam hasil penghitungan cepat milik kubu 02, calon presiden 02, Prabowo Subiantolah yang menang.
Menanggapi itu, Yunarto lantas mencoba memberikan penjelasan.
• Jokowi Sebut Kirim Utusan untuk Bertemu Prabowo, Dahnil Anzar: Tidak Benar Adanya
Tak menanggapi, Arief tetap memaparkan pendapatnya.
"Tapi kalau semua lembaga survei yang mengadakan quick count dibayar dan datang ke istana, redibilitasnya dimana?" katanya belum selesai.
"Saya tantang, berani tidak buka besok juga di depan masyarakat hasil angka quick count yang diklaim oleh kubu Anda?" sambung Yunarto, memberikan tantangan pada Arief dan BPN.
"Ya berani!" jawab Arief, tampak ikut menunjuk-nunjuk.
"Oke, kita buka. Masyarakat jadi saksinya," tegas Yunarto.
"Anda dapat biaya dari mana?" Arief kembali menunjuk Yunarto, tak mau kalah.
"Anda saja salah kok menebak pilkada DKI. Bagaimana kredibilitasnya Charta Politika," sambung Arief.
Cyrus Network Minta 02 Buka Data Survei
CEO Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat menantang Prabowo untuk membuka data mentah hasil exit poll dan real count yang dilakukan tim internalnya, dikutip dari Kompas.com.
"Lembaganya ada atau enggak. Kantornya ada atau enggak. SDM-nya ada atau enggak. Ada kegiatan atau enggak. Yang paling gampang adalah mengaudit seluruh kegiatan proses mereka," kata Hasan dalam keterangan tertulis, Kamis (18/4/2019).
Ia menegaskan, Cyrus Network siap untuk membuka seluruh data hitung cepat yang dilakukannya.
Hasil hitung cepat Cyrus bekerja sama dengan CSIS menunjukkan Jokowi-Ma'ruf unggul 55,7 persen dan Prabowo-Sandi 44,3 persen.