Breaking News:

Pemilu 2019

Warga Satu Desa Ini Tolak Politik Uang Jelang Pemilu, Tolak Serangan Fajar hingga Sumbangan Tenda

Satu desa di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, melakukan gerakan menolak politik uang. Mereka akan tolak serangan fajar hingga sumbangan berupa barang

Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BBC/ YAYA ULYA
Spanduk antipolitik uang di Desa Sardonoharjo, Sleman. 

"Semoga bisa menginspirasi desa lainnya," harap Vici.

Cerita warga

Yunti Asih mengaku pernah diiming-imingi uang dan hadiah.(BBC/YAYA ULYA)

Sejumlah warga desa mengaku belum paham bentuk-bentuk politik uang.

Yunti Asih Setiarini, misalnya, ia mengaku tidak tahu janji pemberian barang atau tawaran uang dari para calon legislatif adalah bentuk politik uang.

"Dulu tidak tahu dan masih belum paham apa itu politik uang dan bentuknya," kata Yunti.

Saat pemilu legislatif 2014 misalnya, Yunti pernah mendapat tawaran uang dan janji-janji pemberian barang. Namun janji memberi barang tak pernah terwujud katanya.

"Tawaran uang itu sudah biasa, bukan hanya saya sendiri. Tetangga lain juga begitu," katanya.

"Sekarang tahu mana yang boleh dan tidak boleh," imbuh Yunti yang sekarang ikut menjadi penggerak warga desa yang mensosialisasikan bahayanya praktik politik uang.

Video serta Foto Momen Ani Yudhoyono Mencoblos dengan Infus Terpasang dan SBY Tetap Mengantre di TPS

Dijauhi warga

Indro bercerita pernah dijauhi warga karena meminta warga tidak menerima bantuan untuk ditukar dengan suara.(BBC/YAYA ULYA)

Indro Suprobo, salah satu warga Desa Sardonoharjo juga merasakan beratnya gerakan memutus rantai politik uang.

Indro, menceritakan pengalamannya terkait bantuan seperangkat tenda senilai puluhan juta. Harapannya, warga yang menerima bantuan tenda memberikan suaranya kepada yang memberi tenda.

"Saya langsung mencegah bahwa tindakan semacam itu merupakan pidana pemilu dan saya membacakan beberapa ayat dari UU Pemilu terutama bagian pelanggaran," kata Indro.

Bukan respon positif yang Indro dapatkan namun justru kemarahan warga, yang berlanjut dengan dia dijauhi warga.

"Seperti terasing. Jadi banyak ekspresi kemarahan warga yang saya rasakan," katanya.

Dengan lahirnya Perkades Desa APU, Indro menyatakan masyarakat semakin paham bahwa bentuk-bentuk bantuan seperti pemberian seperangkat tenda dan kursi kepada masyarakat adalah patut diduga sebagai praktik politik uang.

"Ketika warga bisa mengatakan tidak terhadap politik uang, maka saya yakin kelompok yang mau melakukan politik uang sudah tidak punya cara lagi," kata Indro.

Artikel ini telah tayang di BBC dengan judul Desa antipolitik uang di Sleman: 'Mulai dari tawaran tenda, kursi, yang sayang kalau ditolak'

WOW TODAY:

Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Pemilu 2019Politik UangPilpres 2019Sleman
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved