Breaking News:

Pilpres 2019

Hadiri Pidato Kebangsaan Prabowo, Gatot Nurmantyo Mengaku Tak Berdaya saat Bahas Anggaran TNI-Polri

Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo buka suara soal anggaran pertahanan dan keamanan di Indonesia, Jumat (12/4/2019).

Editor: Lailatun Niqmah
Capture YouTube Digdaya Tv
Gatot Nurmantyo membeberkan anggaran TNI di hadapan para pendukun 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Jumat (12/4/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo buka suara soal anggaran pertahanan dan keamanan di Indonesia, Jumat (12/4/2019).

Gatot Nurmantyo menceritakan saat dirinya menjabat sebagai panglima TNI dan mengaku tidak berdaya, ketika berbicara soal anggaran TNI dan Polri.

Hal itu ia ungkapkan saat menghadiri Pidato Kebangsaan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto di Surabaya, Jawa Timur.

Gatot Nurmantyo berbicara soal masalah kebangsaan di hadapan pendukung Prabowo Subianto.

Awalnya, Gatot Nurmantyo menjelaskan maksud kedatangannya ke acara pidato kebangsaan Prabowo Subianto.

"Saya datang ke sini tidak ada lain karena merah putih karena negara dan bangsa memanggil," ujar Gatot Nurmantyo seperti dikutip TribunJakarta dari tayangan YouTube Digdaya TV, Sabtu (13/4/2019).

Orasi dalam Kampanye Akbar Pilpres 2019 di GBK, Jokowi: Tidak Ada Negara Maju yang Rakyatnya Pesimis

Gatot Nurmantyo pun mengaku mendapat telepon dari Prabowo Subianto yang memintanya hadir di acara pidato kebangsaan.

"Untuk negara bangsa rakyat Indonesia atas telepon dari Pak Prabowo meminta saya hadir untuk bicara masalah kebangsaan di sini," kata Gatot Nurmantyo.

Ada tiga poin yang disampaikan Gatot Nurmantyo dalam pemaparannya.

Pertama terkait masalah internasional, nasional dan perorangan.

Terkait dengan kondisi nasional, Gatot Nurmantyo mengungkapkan suatu hal yang saat ini tengah kritis.

"Ada satu hal yang kritis bahwa kekuatan inti bangsa Indonesia itu adalah bersatunya TNI dan rakyat."

"Kalau TNI kuat rakyat kuat, negara manapun tidak bisa."

"Saat ini yang kritis adalah mulai dari segi anggaran," urai Gatot Nurmantyo.

Dalam kesempatan itu, Gatot Nurmantyo menyampaikan beberapa informasi terkait anggaran yang didapatnya ketika masih menjabat sebagai Panglima TNI.

Menurutnya, hal itu perlu disampaikan agar rakyat tidak terpecah belah.

Hari Terakhir Kampanye, Ini Hasil Survei Terbaru Elektabilitas Jokowi-Maruf Vs Prabowo-Sandiaga

"Saya tidak menyalahakan siapa pun, tapi ini perlu saya informasikan karena saya mantan Panglima TNI agar rakyat bersatu jangan terpecah pecah," jelasnya.

Awalnya ia menjelaskan bahwa TNI terdiri dari Departemen Pertahanan Mabes TNI, Angkata Udara, Darat, dan Laut dengan jumlah personel lebih dari 455 ribu.

"Dari segi anggaran saat saya menjabat panglima TNI. Saya sudah berusaha sekuat mungkin tapi saya tidak berdaya."

"APBNP, TNI yaitu departemen pertahanan, Mabes TNI angakat laut, angakatan darat, angkatan udara jumlah personelnya lebih dari 455 ribu, mempunyai ratusan pesawat terbang tempur, mempunyai ratusan kapal perang, ribuan tank, dan senjata berat. Anggarannya hanya 6 triliun lebih," paparnya.

Gatot Nurmantyo lantas mengungkapkan anggaran yang diterima institusi lain.

Tak hanya itu, Gatot Nurmantyo juga membeberkan jumlah anggaran Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

"Tetapi ada institusi yang tak punya pesawta tempur senjatanya pendek dana ada senjata panjang sedikit saja danjml personelnya tak sampai 3 ribu tetapi angtananya 4 triliun," bebernya.

"Dan Kepolisian RI 17 triliun," sambungnya.

Menurutnya, tidak ada yang salah dalam hal anggaran tersebut.

"Tidak ada yang salah semuianya benar-benar saja tetapi ini adalah dari segi anggaran mengecilkan tentara indonesia," terangnya.

Sebelumnya, persoalan anggaran pertahanan dan keamanan sempat ramai dibahas pascadebat keempat capres beberapa waktu lalu.

Saat debat, Prabowo Subianto sendiri menyebut bahwa anggaran pertahanan dan keamanan di Indonesia hanya 5 persen dari APBN dan 0,8 persen dari GDP.

Kampanye Akbar di GBK, Jokowi: Ideologi Kita Pancasila, Harga Mati dan Tak Bisa Diganggu Gugat

Sedangkan di Singapura anggaran pertahanannya 30 persen dari APBN dan 3 persen dari GDP.

Pernyataan itu pun lantas mendapat tanggapan dari putri presiden keempat Abdurahman Wahid, Yenny Wahid.

"Saya melihat Pak Prabowo ini, saya tidak meragukan nasionalisme beliau, saya kagum patriotisme dan nasionalisme beliau, namun sayang malam ini beliau banyak mengutip atau membaca data yang salah," kata Yenny usai debat keempat pilpres di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2019) seperti dikutip TribunJakarta dari Kompas.com.

Yenny Wahid lantas membeberkan data lain terkait anggaran pertahanan dan keamanan.

"Ini cara baca sudah keliru. Yang pertama, APBN kita jauh lebih besar dari Singapura, hampir tiga kali lipat. Artinya adalah, anggaran kita (untuk bidang pertahanan dan keamanan) nggak beda jauh," ucap Yenny Wahid.

Bila anggaran tersebut menjadi ukuran kekuatan militer, lanjutnya, maka Indonesia lebih kuat dari Singapura.

Yenny Wahid membeberkan data dari Global Firepower Index, sebuah lembaga yang menghitung kekuatan militer..

Bila merujuk data itu, militer Indonesia berada di peringkat ke 15 dunia.

Sedangkan Singapura berada di bawah Indonesia menempati posisi 59.

"Di kawasan Asean, Indonesia adalah kekuatan militer yang dianggap paling kuat, ini kata Global Firepower Index, sebuah lembaga yang menghitung kekuatan militer di sebuah negara."

"Dan Indonesia ini dianggap sebagai kekuatan super power kalau ukuran militernya. Indonesia dianggap lebih kuat dari Australia," papar Yenny Wahid.

SIMAK VIDEONYA:

(TribunJakarta/Mohamad Afkar Sarvika)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Bongkar Anggaran TNI-Polri di Acara Prabowo, Gatot Nurmantyo: Ini Mengecilkan Tentara Indonesia

WOW TODAY:

Sumber: Tribun Jakarta
Tags:
Prabowo SubiantoTNIPolriGatot Nurmantyo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved