Pilpres 2019
Tanggapi Alasan Wiranto soal Hoaks Bisa Dijerat UU Teorisme, Andre Rosiade: Ini Ngaco, Lebay
Andre Rosiade menanggapi alasan Wiranto bahwa penyebar hoaks dapat dikenakan Undang Undang (UU) Terorisme.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade menanggapi alasan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto bahwa penyebar hoaks dapat dikenakan Undang Undang (UU) Terorisme.
Hal itu disampaikan Andre saat menjadi narasumber acara Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk 'Tepatkah Hoax Dibasmi UU Anti Terorisme? yang tayang live di tvOne, Selasa (26/3/2019).
Andre menjelaskan bahwa seharusnya hoaks dapat diselesaikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
• Wiranto Beberkan Alasan terkait Pernyataannya soal Penyebar Hoaks Bisa Dikenakan UU Terorisme
Ia menegaskan bahwa perilaku hoaks tidak mudah dikategorikan dalam perilaku terorisme.
Untuk itu, Andre menilai bahwa Wiranto tidak mengetahui definisi dari terorisme.
"Menjerat perilaku hoaks mesti harus sesuai prosedur hukum yang dibuktikan oleh Polri sesuai dengan definisi Undang-Undang nomor 5 tahun 2018," ujar Andre.
"Definisi ini bukan pasal karet dan tentu polisi tidak mungkin dengan gampang menetapkan perilaku hoaks adalah perilaku terorisme."
"Nah saya rasa Pak Wiranto tidak pernah membaca undang-undang ini sehingga beliau tidak tahu definisi dari terorisme," sambungnya.
• Ferdinand Hutahaean Jelaskan Mengapa BPN Prabowo-Sandi Tak Pernah Publikasikan Survei Internal
Lantas ia menilai terkait pernyataan Wiranto yang menyebut penyebar hoaks dapat dijerat dengan UU Terorisme.
"Menurut saya pernyataan Pak Wiranto ini tidak tepat alias ngaco Pak Karni," jelas Andre.
"Kenapa ngaco? Karena pernyaatan beliau tidak membangun basis argumentatif dasar hukum yang tepat."
"Terlihat pernyataan beliau hanya sebatas kepanikan," sambungnya.
Kepanikan itu dihubungkannya dengan Jokowi sebagai calon presdien (capres) petahana.
"Melihat kepanikan Pak Jokowi, mohon maaf ya, pimpinannya petahana bisa kalah," papar Andre.
"Jadi narasi ini dibangun oleh Pak Wiranto seakan-akan untuk menahan agresifitas atau semangat dari teman-teman pendukung dari pasangan 02."