Kabar Tokoh
Jawaban Mahfud MD saat Ditanya soal Hukum Karma hingga Pengacara Utak-atik Hukum agar Klien Menang
Mahfud MD mengatakan bahwa hukum harus dibangun dengan moralitas yang kuat. Menurutnya, moral dan etik adalah landasan dalam berhukum.
Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD kembali menggelar diskusi dengan warganet di Twitter.
Kali ini, Mahfud MD membahas mengenai hukum.
Seperti hukum karma, hingga kasus pengacara yang mengutak-atik hukum agar kliennya menang.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut tampak dari akun Twitter @mohmahfudmd, Selasa (26/3/2019).
Awalnya, Mahfud MD mengatakan bahwa hukum harus dibangun dengan moralitas yang kuat.
Mahfud MD juga menjelaskan bahwa moral dan etik merupakan landasan dalam hukum.
"Hukum hrs dibangun dgn moralitas yg kuat.
Sebab jika hny dipahami sbg peraturan formal hukum itu mudah dibelokkan dgn berbagai tafsir.
Membuktikan tindak pidana scr hukum jg tdk selalu mudah krn selalu bs dicari dalih dan alibi yg formal.
Moral dan etiklah landasan dlm berhukum," ujar Mahfud MD.
• Romahurmuziy Bantah Terima Uang dan Mengaku Dijebak, Mahfud MD Singgung Kebiasaan Tersangka KPK
Lebih lanjut, Mahfud MD memeberikan 2 arahan agar berlaku lurus dalam hukum.
Jika seseorang berlaku buruk, balasannya hanya soal waktu saja.
"Inilah arahan agar berlaku lurus dlm berhukum:
1) Meski Anda bs melepaskan diri dari hukuman formal tp takkan bs lepas dari hkmn Tuhan;
2) Jika Anda berlaku buruk kpd org, pd saatnya Anda atau keluarga Anda akan mengalami perlakuan buruk oleh org. Semua hanya soal waktu," sambung Mahfud MD.
Cuitan itu kemudian ditanggapi oleh netter dengan akun @RendraWibowo9 yang menanyakan soal hukum karma.
"Apakah hukum karma itu ada prof....
Padahal dalam Islam tidak ada namanya hukum karma setahu saya...," tanya akun tersebut.
Menanggapi hal itu, Mahfud MD mengatakan ada ajaran yang bisa didalilkan.
Balasan dari Tuhan secara budaya disebut karma, sehingga substansinya sama.
"Ada ajaran yg bs didalilkan, 'Jika engkau berbuat aniaya kpd orang lain, engkau takkan mati sblm engkau mengalami derita penganiayaan yg setara'.
Balasan dari Allah yg spt itu dlm bhs budaya disebut karma.
Jd substansinya sama, bedanya: yg satu bhs agama, yang satunya bhs budaya," balas Mahfud MD.
Netter dengan akun @chicohakim kemudian tampak turut memberikan tanggapan.
"Kalau bahasa positifnya 'hasil takkan mengkhianati usaha' gitu ya kira-kira prof," tulisnya.
• Mahfud MD Tanggapi Ungkapan Perasaan Anaknya saat Tahu sang Ayah Gagal Jadi Cawapres Jokowi
Mahfud MD kemudian terlihat membenarkan pernyataan akun tersebut.
Mahfud MD juga mengutip ayat di Alquran yang menyebutkan 'Manusia tidak akan mendapat balasan kecuali sesuai dengan langkah dan usahanya sendiri'.
"Betul, Mas @chicohakim Di Qur'an jg ada ayat 'Wa an laisa lil insaan illaa maa sa'aa'.
'Manusia tdk akan mendapat balasan kecuali sesuai dgn langkah dan usahanya sendiri'.
Tafsir mainstreamnya ini adalah utk pembalasan di akhirat, tp mnrt sy sebenarnya utk kehidupan kini jg," jawab Mahfud MD.
Pada unggahan lainnya, Mahfud MD juga tampak memberikan balasan kepada netter mengenai hukum.
Seperti yang dilontarkan oleh akun @don_design5, yang menanyakan soal tugas pengacara, dan keterkaitannya dengan etik.
"Pagi Prof..bukannya sdh tugas Pengacara dlm melindungi cliennya dgn cara mengotak ngatik hukum dicari dalih dan alibi agar bisa memenangkan clien yg bayar?," tanyanya.
Menjawab hal itu, Mahfud MD menerangkan bahwa tidak juga terjadi demikian.
Mahfud MD lantas mencontohkan mantan Hakim Agung yang saat jadi pengacara selalu meminta kliennya dihukum, jika bersalah.
"Tdk juga. Mantan hakim agung Artijo Alkostar saat jd pengacara selalu meminta kliennya dihukum jika bersalah.
Dia hanya meminta keringanan hukuman.
Artijo mengotak-atik pasal bkn utn mencari menang tapi utk mencari benar.
Kliennya yg terancam dilindungi, dinginapkan di rumahnya," jelas Mahfud MD.
Mahfud MD juga sempat menjawab pertanyaan, siapa tokoh yang memiliki moralitas kuat.
"Sayangnya, prof mahfud. Siapa yang melaksanakan seperti itu?," tanya akun @darmo_mulyo.
"Banyak. Antara lain, Umar ibn Khaththab, Jadge Bao, Alexander, dll," jawab Mahfud MD.
• Bahas Mahar untuk Dapat Jabatan, Mahfud MD Beri Contoh: Jumlahnya Bermiliar-miliar
Ada pula yang mengaku belum paham terkait poin ke-2 arahan Mahfud MD terkait berlaku lurus dalam berhukum.
"Pada poin 2 kenapa mengikut kan "keluarga" pak, dalil/sumber bisa ditambahkan? agar lebih tercerahkan," tanya akun @Firmanhamzah15.
Mahfud MD pun membalas dengan memberikan dalil yang sesuai.
"Dalilnya, a.l., 'Maa nabata min haraam fannaar ahaqqu bihi', daging yg tumbuh dari perbuatan atau makanan haram akan menimbulkan pnderitaan'.
Hasil perbuatan dan makanan haram bs tunbuh jg di daging2 keluarga.
Maka bnyk koruptor yg terlihat aman scr formal tp keluargan yg hancur," tulis Mahfud MD.
Mahfud MD juga sempat meretweet ayat yang sempat ia kutip.
Diketahui, selama ini Mahfud MD memang kerap menggelar diskusi publik secara terbuka dengan para warganet.
Menurutnya, hal itu bisa bermanfaat dan saling berbagi ilmu.
Mahfud MD mengaku tak membatasi topik diskusi, asalkan tidak menyerang, mencari-cari kesalahan, provokatif, atau menyudutkan pihak tertentu.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
TONTON JUGA: