Terkini Daerah
Viral Video Pengakuan Wahyu Jayadi yang Bunuh Karyawati UNM: Rasa Memiliki Siti terhadap Saya Tinggi
Viral video pengakuan Wahyu Jayadi pelaku pembunuhan karyawati UNM, Siti Zulaeha Djafar Kamis (21/3/2019). Pelaku ungkap perasaan korban pada pelaku
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Dosen Universitas Negeri Makassar (UNM), Wahyu Jayadi (44) yang menghabisi nyawa karyawati UNM Siti Zulaeha Djafar (40) Kamis (21/3/2019) mengungkapkan perasaan korban terhadapnya.
Hal tersebut terekam dalam sebuah video yang banyak beredar dan viral di channel YouTube.
Satu di antaranya diunggah oleh channel YouTube Lintas Terkini, Sabtu (23/3/2019).
Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Lintas Terkini, melalui video tersebut, Wahyu Jayadi menjelaskan bahwa korban memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap Wahyu Jayadi.
Padahal menurut Wahyu, dirinya dan korban tidak terlibat hubungan asmara atau memiliki rasa saling suka.
Diakui oleh Wahyu, dirinya merasa terganggu dengan sikap korban yang terlalu mencampuri urusan pribadinya.
Sikap ikut campur yang ditunjukkan oleh korban, diduga oleh pelaku lantaran Siti Zulaeha memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap korban.
"Ya rasa memilikinya tinggi menurut saya, karena selalu mencampuri urusan-urusan pribadi saya, saya pikir (korban) bukan apa-apanya saya dan juga bukan siapa-siapa gitu," jelas Wahyu Jayadi Sabtu (23/3/2019).
• Diperkosa sang Ayah selama 1 Tahun, Siswi SMP di Sumsel Ini Mengadu ke Ibunya
Ditanya seberapa sering korban mencampuri urusan pribadi pelaku, Wahyu Jayadi mengatakan hal tersebut dilakukan korban berkali-kali.
"Iya (sering), itu yang saya maksud, rasa memiliki itu yang kadang menyangkut masalah begitu, bukan dia yang harus mengurusi (ikut campur) sebenarnya," lanjut Wahyu Jayadi.
"Saya jadi bingung sendiri," tambahnya.
Dijelaskan oleh Wahyu Jayadi, kedekatan yang dirasakan oleh korban dengannya, bermula saat almarhumah ibu korban memberikan pesan pada Wahyu untuk selalu menjaga korban.
"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga," kata Wahyu Jayadi.
"Saya ingat pesannya almarhumah mamanya (korban), 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu' (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," jelas Wahyu Jayadi.
Berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian, alasan pelaku menghabisi nyawa korban juga diketahui lantaran tersinggung korban mencampuri urusan pribadinya.