Terkini Daerah
Diperkosa sang Ayah selama 1 Tahun, Siswi SMP di Sumsel Ini Mengadu ke Ibunya
Seorang siswi SMP berinisial RR (15) mengadu kepada sang ibu bahwa dirinya menjadi korban pemerkosan sang ayah.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seorang siswi SMP berinisial RR (15) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, memberikan pengakuan yang mengejutkan ibunya.
Dikutip dari Kompas.com, RR mengaku kepada sang ibu bahwa dirinya menjadi korban pemerkosaan sang ayah, SW (41).
Bahkan pemerkosaan tersebut sudah terjadi selama setahun sejak dirinya menduduki bangku SMP.
• Viral di Facebook, Video Ibu dan Anak Pura-pura Jadi Tamu Undangan untuk Curi Amplop di Kondangan
RR diperkosa sang ayah sejak dirinya kelas VII hingga kelas VIII.
RR mengaku telah diperkosa berulang kali oleh sang ayah saat sang ibu sedang tidak ada di rumah.
Setelah pengakuan tersebut, sang ibu mengajak RR untuk melaporkan SW ke polisi, Minggu (24/3/2019).
RR mengaku tidak berani melapor karena selalu diancam oleh pelaku.
"Karena tak tahan lagi, korban akhirnya bercerita kepada ibunya jika sudah diperkosa. Sejak duduk di bangku SMP kelas VII, korban diperkosa pelaku sampai kelas VIII. Kondisi TKP memang sepi," kata Kapolsek Tanah Abang AKP Sofiyan Ardeni.
• Bukan Saudara, Wahyu Jayadi yang Bunuh Karyawati UNM Punya Peran Penting bagi Keluarga Korban
Saat ini SW sedang menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian.
"Pelaku sudah ditahan, sekarang penyidik sedang mengumpulkan bukti-bukti terkait pemerkosaan tersebut," ujar Sofiyan.
Pelaku dijerat UU Nomor 35 tahun 2014 atau Pasal 81 UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pemerkosaan terhadap anak di bawah umur dengan ancaman di atas 10 tahun penjara.
Sebelumnya, ada kasus tiga siswi di Kabupaten Ende menjadi korban pencabulan kepala sekolah berinisial BS (58).
"Tiga siswi yang dicabuli itu berinisial NA (16), PY (16), dan GS (15)," kata Kabid Humas Polda NTT Kombes Jules Abraham Abast
• Seorang Lelaki di Kubu Raya Tebas Tangan sang Istri hingga Putus, Ternyata Ini Motif Pelaku
Ketiga siswi tersebut dicabuli pada 13 Maret 2019.
Orangtua ketiga siswi sempat mendapat laporan soal aksi BS.