Terkini Internasional
Youtuber PewDiePie Berang Namanya Disebut Brenton Tarrant saat Penembakan di Masjid Selandia Baru
Youtuber terkenal asal Swedia, Felix Kjelberg alias PewDiePie menyesalkan pencatutan namanya oleh pelaku penembakan masjid di Crhistchurch, Selandia B
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Youtuber terkenal asal Swedia, Felix Kjelberg alias PewDiePie, menyesalkan pencatutan namanya oleh pelaku penembakan masjid di Crhistchurch, Selandia Baru, Brenton Tarrant.
PewDiePie merasa kesal namanya muncul di video unggahan Brenton Tarrant saat melakukan penembakan.
Melalui akun resmi Twitternya, Sabtu (16/3/2019), PewDiePie bahkan merasa muak Brenton Tarrant menyebut namanya saat melakukan aksi kejam penembakan.
• Kecam Keras Aksi Penembakan di Masjid Selandia Baru, Hillary Clinton: Hentikan Kebencian Mematikan
"Just heard news of the devastating reports from New Zealand Christchurch.
I feel absolutely sickened having my name uttered by this person,
(Baru saja mendengar berita tentang laporan menyedihkan dari Selandia Baru Christchurch ...
Saya merasa benar-benar muak, nama saya diucapkan oleh orang ini (Brenton Tarrant)," tulis PewDiePie.
• Jadi Korban Teror Penembakan di Selandia Baru, Seniman Padang Masih Kritis Terkena Banyak Peluru
Pada kesempatan itu, Youtuber 29 taun itu juga turut mengucapkan bela sungkawanya terhadap korban penembakan, keluarga serta semua orang yang terdampak dari peristiwa nahas tersebut.
"My heart and thoughts go out to the victims, families and everyone affected by this tragedy,
(Hati dan pikiranku untuk para korban, keluarga, dan setiap orang yang terkena dampak pada kejadian ini,") lanjutnya.

Dilansir oleh Russia Today, Brenton Tarrant memang sempat menyebut nama PewDiePie saat melakukan siaran langsung penembakan tragis tersebut di Facebook.
"Remember lads, subscribe to PewDiePie (Ingat teman-teman, berlanggananlah PewDiePie)," ungkap Brenton Tarrant.
Sebenarnya, Facebook telah menghapus video dari pembantaian tersebut.
Namun, orang-orang banyak yang menyalinnya hingga tersebar di dunia maya.
• Kronologi Penembakan yang Dilakukan Brenton Tarrant di Dua Masjid di Selandia Baru
Brenton Tarrant melakukan penambakan pertama di Masjid Al Noor di Deans Avenue, Christchurch, Jumat (15/3/2019) pukul 13.40 siang, waktu setempat.
Kemudian melanjutkan serangannya di Pusat Islam Linwood di Linwood Avenue yang berjarak hingga dua mil dari Masjid Al Noor.
Akibat serangan kejam itu, 49 orang meninggal dunia dan belasan luka-luka termasuk anak-anak.
• Kata Para Tokoh terkait Penembakan di Masjid Al Noor Selandia Baru, Ada yang Sebut Mirip Neo Nazi
Asal-usul dan Profil Brenton Tarrant Pelaku Penembakan di Masjid Al Noor Selandia Baru
Brenton Tarrant, pelaku penembakan di masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru rupanya seorang pelatih pribadi (personal trainer) di Big River Gym di kota Grafton, New South Wales, Australia.
Tracey Grey, Manajer gym tempat Brenton bekerja, membenarkan bahwa pria yang merekam dan melakukan streaming online pembunuhan masal itu adalah Brenton Tarrant.
Dia mengatakan, dia bekerja di gym pada tahun 2009 hingga 2011.
Setelah lulus sekolah dia juga bepergian ke luar negeri di beberapa negara Asia dan di Eropa.
"Dia adalah pelatih pribadi yang sangat berdedikasi," kata Gray.
• Soal Penembakan di Masjid Selandia Baru, Pelaku Ternyata Sudah Rencanakan Aksinya sejak Lama
"Dia bekerja juga mengikuti program kami yang menawarkan pelatihan gratis kepada anak-anak di masyarakat, dan dia sangat bersemangat melakukan itu."
Gray mengatakan Tarrant tidak terlihat seperti seseorang yang memiliki minat pada senjata api dan terorisme.
"Saya pikir ada hal yang telah berubah dalam dirinya selama bertahun-tahun saat ia menghabiskan waktunya bepergian ke luar negeri," katanya.
Tarrant sempat bekerja di tempat itu untuk waktu yang singkat.

Lalu ia menghasilkan uang dari Bitconnect, mata uang elektronik seperti Bitcoin.
Tarrant menggunakan uang itu untuk membiayai perjalanannya.
Tarrant diketahui telah mengunjungi Eropa, Asia Tenggara dan Asia Timur.
Ia juga sempat ke Korea Utara, difoto dengan sebuah kelompok saat mengunjungi Monumen Besar Samjiyon.
Dalam sebuah manifesto yang diunggahnya di Twitter, Tarrant mennyebut dirinya sebagai "orang kulit putih biasa, dari keluarga biasa" yang lahir di Australia dan menjadi "kelas pekerja, dari keluarga berpenghasilan rendah".
• 5 Fakta Brenton Tarrant si Teroris yang Tembaki Puluhan Jamaah Masjid, Pengakuan hingga Rencananya
Gray mengatakan dia ingat bahwa ayah Brenton, Tarrant Rodney, meninggal karena sakit ketika Tarrant sedang menyelesaikan sekolah menengah atas (SMA).
Manajer gym itu yakin bahwa Tarrant masih memiliki saudara perempuan dan ibu yang masih hidup.
Di surat kabar lokal Daily Examiner yang terbit Agustus 2010, diungkapkan bahwa Rodney Tarrant, ayahnya meninggal karena kanker pada usia 49 tahun pada April 2010.
Sebuah foto keluarga yang diambil pada 1990-an menunjukkan Brenton Tarrant, saat balita dengan rambut keriting, dan digendong ayahnya.

Sementara Rodney mengenakan kaos putih, dengan istri serta putrinya ada di sampingnya.
Alasan Brenton Tarrant melakukan penembakan
Terungkap alasan Brenton Tarrant pelaku penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, melakukan hal keji itu, Jumat (15/3/2019)
Seperti diketahui ia merekam dan membagikan secara live penembakan yang dilakukannnya di masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru.
Secara membabi buta, Tarrant menembaki puluhan orang yang sedang salat Jumat di Masjid Al Noor dan masjid lainnya di Linwood Avenue.
Akibat perbuatannya , 49 orang dinyatakan tewas dalam insiden tersebut dan sekitar 20 orang mengalami luka-luka.
Alasan Tarrant untuk melakukann serangan brutal itu adalah untuk memusnahkan imigran yang dianggapnya penjajah karena 'merebut' tanah yang awalnya ditempati ras kulit putih.
• Soal Penembakan di Masjid Selandia Baru, Pelaku Ternyata Sudah Rencanakan Aksinya sejak Lama
"Menunjukkan kepada penjajah bahwa tanah kami (orang kulit putih) tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah air kita adalah milik kita sendiri dan bahwa, selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kami dan mengganti orang-orang kami ” tulisnya dalam sebuah manifesto yang diunggahnya di akun twitter, seperti dikutip TribunWow.com dari news.com.au.
Akun pria asal Grafton Australia ini kini telah dihapus oleh pihak Twitter.
Tarrant mengungkapkan dia telah merencanakan serangan tersebut selama dua tahun, lalu memutuskan di Christchurch tiga bulan lalu.
Dia mengatakan Selandia Baru bukan pilihan pertamanya untuk menyerang.
Tapi menjelaskan Selandia Baru sebagai "target yang kaya akan suasana yang sama seperti di tempat mana pun di Barat."
"Penyerangan di Selandia Baru akan memusatkan perhatian pada kebenaran serangan terhadap peradaban kami, tidak ada tempat di dunia ini yang aman, para penyerbu berada di semua tanah kami, bahkan di daerah-daerah terpencil di dunia dan tidak ada tempat yang aman dan bebas dari imigrasi," tulis Tarrant dalam menifesto itu.

Ia mengklaim melakukan aksinya mewakili 'jutaan orang Eropa dan bangsa-bangsa etno-nasionalis lainnya.
"Kita harus memastikan keberadaan rakyat kami dan masa depan anak-anak kulit putih," katanya.
Pelaku menggambarkan serangan itu sebagai tindakan "balas dendam" pada penjajah atas ratusan ribu kematian yang disebabkan oleh penjajah asing di tanah Eropa sepanjang sejarah.
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Ekarista)