Terkini Internasional
Kisah Korban Penembakan Brenton Tarrant yang Suaranya Turut Terekam saat Live: Halo Saudaraku
Kisah pilu dialami Daoud Nabi (71) korban penembakan teroris Brenton Tarrant di Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Tak terbayangkan oleh Daoud, hari-harinya selama ini yang damai untuk menjalankan imannya sebagai seorang muslim di bumi pertiwi suku Maori itu berakhir menjadi sebuah tragedi.
Ketika seorang teroris bernama Brenton Tarrant, warga Australia berusia 28 tahun, membunuhnya bersama 48 muslim lain, dengan senapan mesin, ketika shalat Jumat!
Saat Tarrant mendekati pintu masjid an-Nur di Christchurch, Daoud menyapa pria itu dengan sebuah sapaan penuh cinta dan kedamaian, “Hello brother,” ucapnya seperti terekam dalam video yang direkam secara live oleh sang teroris.
Daoud tentu melihat Tarrant menodongkan senjata.
Tetapi cinta yang telah penuh dalam jiwanya tetap membuatnya menyapa dengan penuh kasih, “Halo saudaraku”.
Juga dengan sebuah sambutan, “Welcome brother”, selamat datang (di masjid ini) saudaraku.
Tentu saja, sapaan Daoud bukan sebuah tindakan seorang pengecut. Itu adalah aksi seorang pemberani yang penuh cinta.
Meski barangkali Daoud mengerti ia sedang menghadapi seorang iblis, Daoud ingin mencoba mengubah situasi itu dengan cintanya.
Namun, Tarrant adalah iblis yang biadab. Sapaan cinta itu tak berfungsi dalam hatinya.
Ia memberondong Daoud dengan tiga tembakan yang membuatnya tewas seketika. Dan terus masuk ke dalam masjid untuk membantai jamaah Jumat yang lain.
Hari itu, di Selandia Baru, dari masjid cahaya (an-Nur), Tarrant berusaha membuat seluruh dunia redup. Tetapi sesungguhnya ia gagal.
Cinta Daoud Nabi, ketulusan harinya, kasihnya yang tak pandang siapa, justru membuat an-Nur bercahaya menerangi seluruh dunia. Ia memberi tahu dunia siapa dan bagaimana seorang muslim sesungguhnya.
Teroris itu mengira bahwa dengan menembaki muslim yang tengah sembahyang ia akan membuat mereka menderita.
Tidak, sama sekali tidak, sebab sesungguhnya mereka langsung diganjar surga.
Barangkali memang akan ada keluarga yang bersedih, tetapi mereka akan ikhlas, sebab yang pergi telah menjadi para syuhada.