Terkini Internasional
Asal-usul dan Profil Brenton Tarrant Pelaku Penembakan di Masjid Al Noor Selandia Baru
Brenton Tarrant, pelaku penembakan di masjid di Christchurch, Selandia Baru rupanya seorang pelatih pribadi (personal trainer) di Australia
Penulis: Ekarista Rahmawati P
Editor: Lailatun Niqmah
Manajer gym itu yakin bahwa Tarrant masih memiliki saudara perempuan dan ibu yang masih hidup.
Di surat kabar lokal Daily Examiner yang terbit Agustus 2010, diungkapkan bahwa Rodney Tarrant, ayahnya meninggal karena kanker pada usia 49 tahun pada April 2010.
Sebuah foto keluarga yang diambil pada 1990-an menunjukkan Brenton Tarrant, saat balita dengan rambut keriting, dan digendong ayahnya.

Sementara Rodney mengenakan kaos putih, dengan istri serta putrinya ada di sampingnya.
Alasan Brenton Tarrant melakukan penembakan
Terungkap alasan Brenton Tarrant pelaku penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, melakukan hal keji itu, Jumat (15/3/2019)
Seperti diketahui ia merekam dan membagikan secara live penembakan yang dilakukannnya di masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru.
Secara membabi buta, Tarrant menembaki puluhan orang yang sedang salat Jumat di Masjid Al Noor dan masjid lainnya di Linwood Avenue.
Akibat perbuatannya , 49 orang dinyatakan tewas dalam insiden tersebut dan sekitar 20 orang mengalami luka-luka.
Alasan Tarrant untuk melakukann serangan brutal itu adalah untuk memusnahkan imigran yang dianggapnya penjajah karena 'merebut' tanah yang awalnya ditempati ras kulit putih.
• Soal Penembakan di Masjid Selandia Baru, Pelaku Ternyata Sudah Rencanakan Aksinya sejak Lama
"Menunjukkan kepada penjajah bahwa tanah kami (orang kulit putih) tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah air kita adalah milik kita sendiri dan bahwa, selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kami dan mengganti orang-orang kami ” tulisnya dalam sebuah manifesto yang diunggahnya di akun twitter, seperti dikutip, news.com.au.
Akun pria asal Grafton Australia ini kini telah dihapus oleh pihak Twitter.
Tarrant mengungkapkan dia telah merencanakan serangan tersebut hingga dua tahun, lalu memutuskan di Christchurch tiga bulan lalu.
Dia mengatakan Selandia Baru bukan pilihan pertamanya untuk menyerang.
Tapi menjelaskan Selandia Baru sebagai "target yang kaya akan suasana yang sama seperti di tempat mana pun di Barat."