Terkini Daerah
6 Fakta di Balik Isu Kiamat di Ponorogo, Isu Bermula, Diam-diam Pergi hingga Mereka yang Diuntungkan
52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, berbondong-bondong menjual asetnya hingga meninggalkan kampung karena isu kiamat.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
"Ini enggak masuk akal. Mereka sampaikan kalau ikut grup ini, kalau dunia ini kiamat, mereka tidak ikut kiamat," kata Ipong.
Katimun juga menyuruh kepada warga untuk menjual semua hartanya.
Mendengar itu 52 warga mengosongkan rumahnya dan menjual sejumlah tanah, rumah, dan ternak dengan harga murah.
"Jadi intinya, dia mengatakan kiamat sudah dekat, jamaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat, atau dibawa dan disetorkan ke pondok. Jamaah harus salat lima waktu di masjid," kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni.
• Viral Video Hujan Butiran Es di Magelang dan Yogyakarta hingga Buat Warga Menangis
Selain itu, Katimun juga mengatakan akan terjadi perang atau huru-hara dan menyarankan para warganya untuk menyiapkan senjata.
Ia juga menawarkan bisa membeli pedang padanya seharga Rp 1 juta.
"Mereka bilang Ramadhan besok ini akan ada huru-hara, perang. Jamaah diminta untuk membeli pedang ke pak kiai, harganya Rp 1 juta."
"Yang tidak beli pedang diminta menyiapkan senjata di rumah, dan seterusnya lah," kata Ipong.
4. Ada yang Diuntungkan
Gara-gara mempercayai isu kiamat sudah dekat, warga Desa Watu Bonang pun nekat menjual rumah dan hewan ternaknya.
Bahkan, rumah dan tanah yang dijual terbilang murah, yakni sebesar Rp 20 juta.
Tak hanya itu, kandang dan ternak juga dijual Rp 8 juta.
Kepala Desa Watu Bonang, Bowo Susetyo mengatakan rata-rata yang membeli rumah dan aset warga yang terhasut adalah tetangganya sendiri, dikutip dari TribunJatim.
"Rata-rata dijual 20 juta, untungnya yang beli tetangga atau saudaranya," katanya.
• Viral Video Aksi Wabup Purwakarta Panjat Tower Setinggi 40 Meter untuk Gagalkan Percobaan Bunuh Diri
Karimun, seorang warga Dusun Krajan, Desa Watu, Bonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo menuturkan anaknya yang bernama Sumono membeli rumah milik pasangan suami istri yang pergi dari desa.