Kabar Tokoh
Agum Gumelar Ungkit Kasus Penculikan 1998 Prabowo, Gerindra: Jangan Hanya Kambuh saat Pilpres
Partai Gerindra memberikan tanggapan atas viralnya video Agum Gumelar yang kembali singgung soal Prabowo dan penculikan 1998.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Lailatun Niqmah
Ancaman terhadap SU MPR memang nyata, salah satunya dibuktikan oleh ledakan bom di Rusun Tanah Tinggi, 18 Januari 1998, di kamar yang ditempati oleh sejumlah aktivis.
Itu sebabnya terjadi penangkapan terhadap Andi Arief, Desmond J. Mahesa, Pius Lustrilanang, Haryanto Taslam, dan lain-lain yang kemudian dibebaskan kembali, memang terjadi pada periode pasca-bom Tanah Tinggi hingga periode SU MPR, yaitu Februari hingga Maret 1998.
Jadi harus dipahami bahwa operasi yang dilakukan oleh Kopassus adalah operasi pengamanan, bagian dari kegiatan anti-teror, bukan operasi penculikan.
Sejumlah nama aktivis yang terkait perakitan bom Tanah Tinggi sudah angkat bicara.
Sejumlah nama pengusaha yang disebut-sebut menjadi donatur kini kebetulan sedang sama-sama mencicipi kursi kekuasaan, bersama para jenderal yang dulu berebut panggung di era saat itu.
Kami sangat berharap kepada Pak Agum Gumelar untuk tidak menggelapkan sejarah. Jangan hanya kambuh saat Pilpres. Terima kasih," tulis Gerindra.
• Video Caleg Gerindra Rachel Maryam Hujan-hujan Temui Warga Lewat Pinggir Pagar Rumah

Kicauan Gerindra balas Agum Gumelar (1), Selasa (12/3/2019). (Capture Twitter @Gerindra)

Kicauan Gerindra balas Agum Gumelar (2), Selasa (12/3/2019). (Capture Twitter @Gerindra)

Kicauan Gerindra balas Agum Gumelar (3), Selasa (12/3/2019). (Capture Twitter @Gerindra)
Diberitakan sebelumnya, purnawirawan Agum Gumelar memberikan keterangan soal detail penculikan 1998 yang videonya viral di media sosial.
Seperti yang diunggah oleh akun penggiat sosial media, Ulin Ni'am Yusron di Facebook, Minggu (10/3/2019).
Dalam video berdurasi 9 menit itu, memperlihatkan Agum Gumelar yang memakai baju putih tampak menceritakan kisahnya yang menjadi anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) di tahun 1998.
Dilansir oleh bbc.com, selain Agum Gumelar, nama lain yang menjadi anggota DKP yakni Subagyo Hadi Siswoyo, Djamari Chaniago, Fachrul, Yusuf Kartanegara, Arie J. Kumaat, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Lalu, Agum juga bercerita soal DKP yang turut memeriksa Letjen Prabowo Subianto di tahun 1998 yang kini menjadi Ketua Umum Partai Gerindra.
• Andi Arief: Prabowo akan Jelaskan Kasus Penculikan 1998, 1 Jam setelah Ditetapkan Pemenang Pilpres
"Anggota DKP tugasnya memeriksa kasus pelanggar HAM, berjalanlah DKP memeriksa satu bulan lebih, memeriksa yang namanya Prabowo Subianto," ujar Agum Gumelar dalam video.
"Dari hasil pemeriksaan mendalam di dapat fakta, bukti yang nyata bahwa dia telah melakukan pelanggaran HAM berat."
"Saya di samping anggota DKP, Tim Mawar (berisikan Prabowo) yang melakukan itu anak buah saya semua dong, saya melakukan pendekatan dari hati ke hati dengan mereka, di luar kerjaan DKP karena dia bekas anak buah saya," tambah Agum Gumelar.
Agum Gumelar lalu mengatakan dirinya mengetahui lokasi tempat pembuangan jasad orang yang diculik tersebut.