Terkini Nasional
Keluarga yang Ditolong Aiptu Sujadi di Tol Ngawi-Kertosono saat Banjir Buka Suara, Ini Kesaksiannya
Nanda mendapatkan informasi di inbox facebooknya bila keluarga yang diselamatkan itu tinggal di Karangrejo, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan.
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Namun rupanya nasib berkata lain.
Saat berada pagar kawat berduri sebagai pembatas tol arus banjir makin deras.
Arif yang panik kemudian mulai berteriak meminta pertolongan.
Ia mencoba menaruh keponakannya di tiang beton pagar pembatas jalan tol. Tapi Arif tak tega karena tiang pagar banyak dihinggapi ular dan serangga.
"Saya takut kalau nanti Sifa kena sengat serangga atau digigit ular," jelas Arif.
15 menit berteriak minta tolong, tidak ada yang menghiraukan

Begitu pula dengan Arina. Bersama Khamim anaknya yang masih balita, ibu dua anak itu juga ikut berteriak meminta pertolongan.
Teriakan Arina dan Arif seperti saling bersahutan.
"Saya sampai menangis karena lima belas menit berteriak minta tolong tidak ada yang menghiraukan," ungkap Arina.
Bahkan ember yang menjadi tempat duduk anaknya hilang karena Arina terpeleset di pematang sawah.
Arina akhirnya menggendong anaknya sembari menenteng tas berisi pakaian anak-anaknya.
Setelah selamat dari jebakan banjir, Sujadi bersama istrinya, Nanda Sapto Wati memberikan selimut, payung, makanan dan daster.
Kondisi dua anaknya saat itu sudah kedinginan dan bibirnya membiru.
Sementara keluarga pria pengemudi mobil pertama memberikan jaket kepada Khamim, anaknya yang kedua.
"Setelah kami sampai di tol baju anak saya langsung suruh dicopot. Dan saya suruh ganti daster. Saya sangat berterima kasih kepada ibu Nanda bersama suaminya dan bapak satunya itu yang rela membantu kami. Saya tidak tahu apa jadinya kami kalau Allah tidak menghadirkan dua keluarga sebagai penolong untuk membantu kami," ujar Arina sambil berkaca-kaca matanya.
Arina yang kesehariannya bekerja sebagai buruh pabrik merasa sangat lega sekali setelah teriakannya didengar pengemudi mobil yang melintas di jalan tol.
"Rasanya lega sekali ketika ada mobil yang mau berhenti dan menolong kami," ungkap Arina.
Dia bercerita jika kedua keluarga yang menolong dan menyelamatkannya itu menawarkan bantuan untuk diantar ke rumah saudaranya.
Namun tawaran itu ia tolak karena merasa tidak sudah merepotkan.
"Kami merasa tidak enak karena sudah merepotkan mereka," kata Arina.
Selanjutnya, Arina dan Arif bersama dua anaknya berjalan sekitar setengah kilometer menuju Dusun Klumpit.
Sambil melepas lelah di tempat yang aman, Arina mengganti baju dua anaknya yang basah.
Sementara Arif beristirahat setelah satu jam berjuang keluar dari jebakan banjir.
"Setelah ganti baju saya minta mas Arif mencarikan orang agar kami diantarkan ke jalan besar. Bersama dua anak saya akhirnya saya bisa naik bus Mira tujuan Solo-Surabaya dan turun di rumah paman saya," kata Arina.
Arif Balik Berjuang Selamatkan Ibunya

Usai berhasil menyelamatkan adik dan dua keponakannya dari banjir, Arif rupanya masih memiliki PR yang besar.
Arif teringat Istianah (69), ibunya yang terjebak banjir sendirian di dalam rumahnya.
Mahmud (71), bapaknya, tidak tinggal di rumah karena terlebih dahulu mengungsi dan mengamankan sapinya di dataran tinggi.
"Menjelang Magrib saya teringat ibu saya. Kontan saya langsung harus balik ke rumah. Tetapi saya tidak lewat jalan persawahan di dekat tol. Saya memilih melewati lorong underpass tol meski banjir masih menerjang," kata Arif.
Secara berlahan-lahan akhirnya Arif berhasil melewati lorong dan tiba di rumah orang tuanya.
Setiba di rumah orang tuanya, Arif melihat ibunya sudah kedinginan karena bertahan di tangga bambu.
"Saya langsung ajak keluar ibu saya lewat atap dan beristirahat genteng tetangga hingga pagi hari, Jumat (8/3/2019).
Baru pagi harinya tim SAR menolong kami dibawa ke lokasi pengungsian," jelas Arif.
Sampai saat ini ibunya masih berada di lokasi pengungsian. Namun bapaknya tetap berada di dataran tinggi untuk menjaga sapi-sapinya. (Kompas.com/Muhlis Al Alawi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kesaksian Satu Keluarga Terjebak Banjir di Ruas Tol Ngawi-Kertosono, Sempat Menangis Putus Asa