Breaking News:

Pilpres 2019

Viral Video Emak-emak Lakukan Kampanye Hitam pada Jokowi, BPN Akui Ketiganya Relawan 02

BPN Prabowo-Sandi membenarkan bahwa tiga emak-emak yang viral di medsos karena kampanye hitam adalah relawan BPN yang merupakan anggota PEPES.

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Lailatun Niqmah
TribunJabar.com/Twitter
Potongan gambar video berisikan dugaan kampanye hitam terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Maruf, beredar di media sosial. 

TRIBUNWOW.COM - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno angkat bicara terkait video viral emak-emak melakukan kampanye hitam terhadap pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara BPN, Ferdinand Hutahaean dan juga Andre Rosiade.

Ketiga emak-emak tersebut diketahui sudah diamankan oleh kepolisian seusai video ketiganya viral.

Dikutip dari Tribunnews.com,  berdasarkan laporan yang Ferdinand Hutahaean terima, ternyata ketiganya merupakan relawan Prabowo-Sandi yang tergabung dalam relawan PEPES (Partai Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandiaga).

Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Prabowo-Sandiaga Ungguli Jokowi-Maruf dalam 1 Kategori

Terkait hal tersebut, Ferdinand Hutahaean membenarkan bahwa PEPES adalah bagian dari relawan BPN Prabowo-Sandi.

"Berdasarkan laporan yang saya terima mereka adalah relawan PEPES. Saya menerima laporan dari teman teman mereka," kata Ferdinand saat dihubungi, Senin, (25/2/2019).

Namun, Ferdinand mengaku masih akan mengkonfirmasi laporan yang ia dapatkan itu, pada ketua relawan PEPES langsung.

"Belum tanya ke ketua umumnya mba Wulan, tapi laporan ke saya dari PEPES Karawang, memang orang mereka. Jadi apakah itu betul terdaftar atau tidak saya belum tahu," kata Ferdinand.

Kronologi Penangkapan Tiga Emak-emak terkait Video Viral Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan

 


Wakil Direktur Bidang Advokasi dan Hukum Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean di Posko Pemenangan Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, (6/11/2018).
Wakil Direktur Bidang Advokasi dan Hukum Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean di Posko Pemenangan Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, (6/11/2018). (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Membenarkan bahwa tiga emak-emak tersebut adalah relawan PEPES, Ferdinand justru menyayangkan penangkapan yang dilakukan oleh kepolisian.

Menurutnya, masalah ini tidak seharusnya dibawa ke jalur hukum.

"Jadi kenapa mereka kemudian dipidana, karena sesuatu yang belum terjadi. Bagaimana kalau memang Jokowi menang ternyata itu benar terjadi. Siapa yang mau menanggung beban hidup mereka yang ditahan," katanya.

Menurut Ferdinand, harusnya ketiga ibu-ibu tersebut tidak ditahan, dan cukup diselesaikan dengan bantahan dari kubu 01.

"Ini masalah politik, kalau mau, tim 01 membantah tidak benar. Dijawab dengan argumen politik jangan memenjarakan orang," pungkas Ferdinand.

Sementara itu, Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade juga turut memberikan keterangan serupa.

"Memang PEPES itu bagian dari relawan Prabowo-Sandi, " ujar Andre saat dihubungi, Senin, (25/2/2019).

Meskipun demikian, Andre masih akan menelusuri kabar tersebut lebih lanjut.

"Apakah emak-emak itu bagian dari PEPES? Sejak kapan masuknya, atau hanya ngaku-ngaku," kata Andre dikutip dari TribunJakarta.com.

Menurutnya, BPN tidak pernah memberikan arahan kepada relawan untuk melakukan kampanye hitam.

"Kami tidak pernah menginstruksikan, cara cara SARA atau hoax. Relawan kita fokuskan berbicara pada ekonomi,"katanya.

Jika benar ketiga ibu-ibu tersebut adalah relawan PEPES, Andre memastikan bahwa tindakan yang dilakukan ketiganya bukan merupakan arahan dari BPN.

"Saya jamin itu bukan arahan dari BPN, sesuai dengan arahan pak Prabowo dan bang Sandi, kita fokus pada masalah ekonomi dalam berkampanye, serta mengedepankan kesantunan," pungkas Andre.

Kata BPN dan TKN soal Video Viral Diduga Kampanye Hitam di Karawang

Alasan Polisi Mengamankan Ketiga Pelaku

Dikutip dari Kompas.com, pihak kepolisian mengamankan ketiga pelaku yang melakukan kampanye hitam tersebut, Minggu (24/2/2019).

Dua pelaku adalah ibu-ibu yang ada dalam video yang banyak beredar, sementara satu lainnya merupakan pengunggah video tersebut yakni akun Twitter @citrawida5.

"Benar yang bersangkutan sudah diamankan semalam, tetapi langsung diambil alih Polda (Jabar)," kata Kasubag Humas Polres Karawang AKP Marjani melalui telepon, Senin (25/2/2019).

Penangkapan yang dilakukan kepolisian merupakan langkah pencegahan yang dilakukan pihaknya untuk mengurangi konflik yang lebih besar.

"Tiga orang wanita itu kami amankan sebagai langkah preventif terjadinya konflik yang lebih besar," kata Kapolsek Karawang, AKBP Nuredy, Senin (25/2/2019).

Tak hanya itu, ketiga pelaku juga ternyata meminta perlindungan kepada kepolisian setelah rekaman video aksi mereka viral di media sosial.

"Tiga orang wanita tersebut diamankan tadi malam. Ketiganya juga meminta perlindungan kepada kepolisian sehingga ketiganya diamankan ke Polres Karawang, kemudian dibawa ke Polda (Jabar) untuk dilakukan penyelidikan selanjutnya," kata Nuredy.


Potongan gambar video berisikan dugaan kampanye hitam terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Maruf, beredar di media sosial.
Potongan gambar video berisikan dugaan kampanye hitam terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Maruf, beredar di media sosial. (TribunJabar.com/Twitter)

 

Susi Pudjiastuti Kecam Keras Kapal Vietnam yang Halangi Penangkapan 4 Kapal Pencuri Ikan di Natuna

TKN Jokowi-Ma'ruf Berkomentar

Tim Kemenangan (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Dedy Mulyadi angkat bicara terkait video viral tiga emak-emak yang melakukan kampanye terhadap Jokowi.

Menurutnya, aksi ketiganya merupakan tindak kriminal.

"Kasus ini sudah mengarah kepada tindakan-tindakan kriminal," ucap Dedi Mulyadi di Purwakarta, Senin (25/2/2019).

Dedy juga turut menyayangkan tindakan ketiganya yang justru menyebar berita bohong dan fitnah.

Padahal apabila memang ketiganya melakukan kampanye, bisa dilakukan dengan menawarkan atau mengunggulkan pasangan yang mereka usung.

"Kampanye itu menawarkan calon yang diusungnya atau yang akan dipilihnya, bukan malah membuat fitnah-fitnah yang semakin memperuncing keadaan," kata Dedy dikutip dari TribunJakarta.com.

Dalam keterangannya pula, Dedy membantah tindakan pernyataan dari ketiga emak-emak tersebut yang menyebutkan bahwa Jokowi akan melarang adzan dan memperbolehkan pernikahan sejenis.

"Kalau memang kebijakan itu benar adanya, mungkin saya akan menjadi orang pertama yang menolaknya. Jadi, itu fitnah ya," tegas Dedi Mulyadi.

Dedy Mulyadi
Dedy Mulyadi (tribunnews.com)

 

Tanggapan TKN Jokowi-Maruf Amin soal Video Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan

Kronologi Kampanye Hitam Emak-emak di Karawang

Kasus kampanye hitam tersebut bermula dari unggahan akun @citrawida5 di akun Twitter Rabu (13/2/2019).

Akun tersebut membagikan video sosialisai namun mengarah pada kampanye hitam terhadap pasangan capres cawapres 01.

Namun akun tersebut saat ini dinonaktifkan.

Dalam videonya, terlihat dua emak-emak yang sedang menghampiri rumah warga dan melakukan sosialisasi.

Ibu-ibu tersebut tampak menggunakan bahasa sunda.

Berikut penuturan yang diucapkannya:

"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tiyung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin (Tidak ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang make kerudung. Perempuan sama perempuan boleh menikah, laki-laki sama laki-laki boleh menikah," kata wanita itu dalam video yang beredar.

Dikutip dari Kompas.com, pihak kepolisian mengamankan ketiga pelaku yang melakukan kampanye hitam tersebut.

Dua pelaku adalah ibu-ibu yang ada dalam video yang banyak beredar, sementara satu lainnya merupakan pengunggah video tersebut yakni akun Twitter @citrawida5.

"Benar yang bersangkutan sudah diamankan semalam, tetapi langsung diambil alih Polda (Jabar)," kata Kasubag Humas Polres Karawang AKP Marjani melalui telepon, Senin (25/2/2019).

Penangkapan yang dilakukan kepolisian merupakan langkah pencegahan yang dilakukan pihaknya untuk mengurangi konflik yang lebih besar.

"Tiga orang wanita itu kami amankan sebagai langkah preventif terjadinya konflik yang lebih besar," kata Kapolsek Karawang, AKBP Nuredy, Senin (25/2/2019).

Tak hanya itu, ketiga pelaku juga ternyata meminta perlindungan kepada kepolisian setelah rekaman video aksi mereka viral di media sosial.

"Tiga orang wanita tersebut diamankan tadi malam. Ketiganya juga meminta perlindungan kepada kepolisian sehingga ketiganya diamankan ke Polres Karawang, kemudian dibawa ke Polda (Jabar) untuk dilakukan penyelidikan selanjutnya," kata Nuredy.

(TribunWow.com/Nila Irdayatun)

Tags:
Pilpres 2019Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-SandiagaFerdinand Hutahaean
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved