Breaking News:

Kabar Ibu Kota

Penjelasan Susi Pudjiastuti terkait Kebakaran Kapal: Banyak Pelanggaran di Pelabuhan Muara Baru

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, angkat bicara mengenai kebakaran kapal yang terjadi di Pelabuhan Muara Baru, pada Sabtu (23/2/2109).

Penulis: AmirulNisa
Editor: Claudia Noventa
(Kompas.com / Tatang Guritno)
Kebakaran susulan menimpa beberapa kapal di pelabuhan Muara Baru, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (23/2/2019) malam. Kebakaran susulan itu, yang melanda 5 kapal, terjadi sekitar pukul 20.30. 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, angkat bicara mengenai kebakaran kapal yang terjadi di Pelabuhan Muara Baru, pada Sabtu (23/2/2109).

Menurut Susi mengatakan bahwa kebakaran kapal yang terjadi merupakan bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh para pemilik kapal.

Susi menegaskan bahwa pelabuhan hanya untuk tempat pemberhentian kapal.

Namun, aktivitas perbaikan kapal malah sering dilakukan di pelabuhan tersebut.

Seperti aktivitas pengelasan yang menjadi sumber kebakaran tersebut.

Kapal MT Adinda Meledak di Perairan Bengkalis, Basarnas Langsung Kirim Kapal KN 218 Dumai ke TKP

Dahsyatnya kebakaran kapal di Muara Baru, Sabtu (23/2/2019).
Dahsyatnya kebakaran kapal di Muara Baru, Sabtu (23/2/2019). ((Warta Kota/Alex Suban))

"Kejadian ini timbul karena banyak pelanggaran di Pelabuhan Muara Baru. Apa itu? Yaitu banyak kapal-kapal melakukan docking, perbaikan, pembangunan kapal di pelabuhan," ujar Menteri Susi dalam press conference yang ditayangkan KKP RI, Senin (25/2/2019).

"Padahal pelabuhan itu untuk sandar, keluar, masuk, landing, ikan. Hanya itu, bukan untuk docking. Itu kan dari ledakan gas atau apa, kita masih dalam penyelidikan juga," lanjutnya.

"Dan waktu itu sebetulnya tidak padat-padat sekali karena kapal yang terdaftar di Muara Baru itu ada 1550. Pada saat kebakaran cuma ada 792 jadi hanya separuh dari yang terdaftar jadi tidak padat-padat sekali. Cuma karena ada angin dia bergerak ke sana ke mari. Kalau dilihat dari awal kebakaran, itu kan di tengah kapal yang sedang melakukan perbaikan," jelas Menteri Susi. 

Cerita Saksi Lihat Awal Terbakarnya Puluhan Kapal di Pelabuhan Muara Baru, Lihat Video dan Fotonya

Susi juga menjelaskan jika sudah memberikan peringatan bahwa Pelabuhan Muara Baru hanyalah untuk sandar kapal bukan untuk perbaikan.

"Saya sudah lama peringatkan untuk tidak boleh pelabuhan itu dipakai untuk reparasi, pembangunan kapal. Kalau mau pembangunan harus ke galangan kapal," tegasnya.

Berawal dari Pengelasan

Kapolres Tanjung Priok, AKPB Reynold EP Hutagalung menuturkan kebakaran ini awal mulanya bersumber dari aktivitas pengelasan yang menimbulkan percikan api dari kapal KM Artamina Jaya, dikutip dari WartaKotaLive, Sabtu (23/2/2019).

Percikan api itu menyebabkan korsleting listrik ke mekanik listrik.

"Berawal dari kapal motor KM Artamina Jaya, dimana ada pengerjaan pengelasan pada pondasi kapal, sehingga percikan api itu menyebabkan korsleting listrik ke mekanik listrik, namun kami masih dilakukan pemeriksaan kembali," kata AKPB, Reynold, Sabtu (23/2/2019).

Sedangkan dituturkan oleh Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono, pihaknya memeriksa tujuh orang saksi.

"Ada tujuh saksi yang diperiksa," kata Gatot di Pelabuhan Muara Baru, Sabtu (23/2/2019) tengah malam.

Namun, saat itu belum ada penetapan tersangka karena sejumlah saksi masih diperiksa dan pihak berwajib masih fokus dalam upaya pemadaman api di lokasi kebakaran kapal di Muara Baru.

 Ada Suara Ledakan saat Terjadinya Kebakaran di Pelabuhan Muara Baru, Tiga Kapal Terbakar

ABK Kapal Panik Selamatkan Diri

Banyak dan padatnya kapal yang berlabuh di Pelabuhan Muara Baru membuat sebagian ABK kapal panik dan berusaha menyelamatkan kapal mereka.

Pantauan WartaKota, Sabtu (23/2/2019), malam, kepanikan itu bertambah dengan kencangnya angin yang berhembus di sekitar pelabuhan.

Hingga malam hari suasana riuh di Pelabuhan Muara Baru masih dirasakan.

Para ABK kapal masih berusaha memindahkan kapal-kapal mereka agar tidak terkena api.

Kondisi angin kerap kali membawa kapal-kapal yang terbakar menuju ke tepi dermaga yang biasa digunakan untuk bersandar kapal.

Kapal-kapal berusaha hilir mudik untuk menghindari kapal-kapal yang terbakar terbawa angin karena tak dilengkapi jangkar.

Hingga pukul 22.30 WIB, sebanyak 23 unit mobil pemadam kebakaran diterjunkan turut membantu proses pemadaman api.

"Sudah kami koordinasikan, saat ini sudah ada 23 unit mobil pemadam kebakaran," tambah Kapolsek Muara Baru, Jakarta Utara, AKP Dwi Susanto.

Cerita TNI AL Taklukkan Kapal Pencuri Ikan Paling Dicari di Dunia dalam Waktu 72 Jam

Saat ditanya jumlah total kapal yang terbakar, Dwi belum bisa memastikannya.

"Belum dihitung total, nanti saya pastikan dulu," kata dia.

Keterangan Saksi Mata

seorang warga, Jaka (27), menceritakan awalnya mendengar suara ledakan dari tiga kapal pertama yang terbakar.

"Terdengar suara ledakan, ada tiga kali dari tiga kapal pertama yang terbakar. Itu sekitar jam 15.00 (WIB)," kata Jaka.

Indra (21), warga yang lain, menyebutkan, setelah terjadi ledakan, api semakin besar dan lampu langsung mati.

Saat itulah aktivitas warga di sekitar pelabuhan terhenti.

"Setelah kebakaran mulai besar, lampu langsung mati, aktivitas warga dan pegawai berhenti, lalu ramai-ramai pada lihat ke lokasi kejadian," kata Indra.

Kapal Ilegal Terbesar yang Ditangkap KKP Kini Resmi Milik Kementrian Kelautan dan Perikanan

Kesaksian lainnya diungkapkan oleh Anton (30), seorang anak buah kapal (ABK) yang kapalnya ikut terbakar, dikutip dari WartaKotaLive, Sabtu (23/2/2019).

Ia menceritakan peristiwa kebakaran terjadi begitu cepat dan juga karena adanya angin kencang.

"Kejadian itu cepat banget, kondisi saat itu saya tengah tertidur, nah pas itu ada yang teriak ada kapal kebakar, posisi memang agak jauh saat itu, dari sisi selatan awalnya, karena angin kencang api makin lama-lama makin besar, apa lagi di kapal ada bahan bakar solar," kata Anton di lokasi.

Anton kemudian mengatakan hanya bisa menyelamatkan barang berharga di dalam kapal seperti GPS dan radio.

Menurutnya kedua bagian itu sangat penting terlebih harganya pun cukup tinggi, lantaran satu GPS bernilai Rp 21 juta, sedangkan radio komunikasi sekitar Rp 18 juta.

Namun, kapal milik bosanya yang berjumlah lima buah tidak bisa terselamatkan.

"Kapal bos saya ada lima abis semua, cuma bisa ambil GPS sama Radio aja tadi sebelum ke bakar karena kan emang itu harganya mahal, kalo kapal ngak bisa di evakuasi karena api langsung menjalar ke beberapa kapal," ujarnya.

Suasana di lokasi kebakaran kapal di Pelabuhan Muara, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (23/2/2019) sore. Sedikitnya 15 unit kapal terbakara dalam peristiwa itu.
Suasana di lokasi kebakaran kapal di Pelabuhan Muara, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (23/2/2019) sore. Sedikitnya 15 unit kapal terbakara dalam peristiwa itu. ((Kompas.com / Tatang Guritno))

(TribunWow.com)

Tags:
Susi PudjiastutiKebakaranPelabuhan Muara Baru
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved