Kasus Pembunuhan
Kronologi Pria Bacok Jemaah yang Salat Isya di Masjid, Begini Pengakuan Pelaku soal Motif Pembunuhan
Seorang jemaah salat Isya di masjid Sumedang, Jawa Barat, Maslikin jadi korban pembacokan oleh Kurnaevi (KN) alias Ea
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
“Saya kenal dengan korban, tetanggaan dan kerap ke masjid bersama untuk salat dan mengaji,” kata Kurnaevi alias KN saat ditanya TribunJabar, Jumat (15/2/2019).
• 5 Fakta Pria Tewas Dibacok saat Salat Berjamaah di Masjid, Saksi Sempat Lihat Wajah Pelaku
Ia juga mengaku kesal, marah, dan tak dihargai dengan jemaah masjid karena suka terburu-buru kalau salat berjamaah sehingga hanya memberikan sedikit waktu untuk salat sunah.
“Saya kesal, marah, dan tak dihargai,” katanya pendek.
Penjelasan Dokter Jiwa
KN diungkapkan oleh dokter jiwa yang pernah menangani KN, Edi Sukandi, ternayata memiliki penyakit kejiawaan, dikutip dari TribunJabar.id, Sabtu (16/2/2019),
Edi mengatakan KN memiliki riwayat penyakit gangguan kejiwaan berat yakni schizofrenia.
"Kalau menurut ilmu medisnya, KN mengalami gangguan jiwa berat, schizofrenia," ujar Edi.
Edi menuturkan KN diprediksi awalnya memiliki rasa curiga yang berlebihan yang dapat memicu tindakan agresif.
• Pria di Sumedang Tewas Dibacok saat Salat Berjemaah, Pelaku Diduga Tinggal Tak Jauh dari TKP
Saat itu KN melakukan konsultasi pertama dan Edi melihat KN memiliki sifat agresif yang berasal dari rasa curiganya yang berlebihan.
"Rasa curiga yang berlebihan itu yang kadang-kadang melakukan hal-hal yang diluar nalar diri sendiri," ujar Edi Sukandi.
Pada pertemuan kedua sekaligus terakhir, rasa curiga KN tidak ditemukan, tetapi KN justru menjadi berhalusinasi dan mendengar bisikan-bisikan pada telinga.
"Bisikan ini lebih berbahaya lagi karena ada dorongan untuk dilakukan," ujarnya.
Dijelaskannya lagi oleh Edi, KN seharusnya melakukan pengobatan untuk kejiwaanya dengan meminum obat agar bisikan itu hilang.
Namun tak diketahui oleh Edi apakah KN meminum obat itu atau tidak.
KN diketahui berobat ke dokter spesialis jiwa pada Juni 2018 lalu.