Terkini Daerah
Diduga Halusinasi, Pelaku Bacok Pria di Sumedang yang sedang Salat Jemaah, Hal Ini yang Dilihatnya
Kurnaevi pelaku pembacokan Maslikin warga Sumedang yang sedang salat ditangkap. Polisi beberkan alasan pelaku habisi nyawa korban Kamis (14/2/2019).
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Kurnaevi pelaku pembacokan Maslikin warga Sumedang yang sedang salat isya berjamaah, diduga sempat berhalusinasi hingga akhirnya tega menghabisi nyawa korban.
Lantaran halusinasinya itu, Kurnaevi sampai menyimpan dendam kepada korban.
Diketahui, pembacokan tersebut terjadi di Masjid Miftahul Falah Desa Sindangsari Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (14/2/2019).
• Maslikin Tewas Dibacok saat Salat Berjemaah, Pelaku Sempat Pulang dan Kembali ke Masjid Bawa Kapak
Dikutip dari Kompas.com, Kapolres AKBP Hartoyo menjelaskan alasan dari pelaku menyimpan dendam kepada korban.
Awalnya, pelaku datang ke masjid untuk melaksanakan salat berjamaah.
Namun saat tiba di masjid pelaku mengaku dipelototi oleh korban.
Akhirnya pada pukul 19.30 WIB, pelaku kembali lagi ke rumahnya untuk mengambil sebuah kapak.
Kapak itu kemudian dibawa kembali ke masjid dan digunakan untuk memukul kepala korban hingga tewas.
Dari penjelasan AKBP Hartoyo pula, pelaku diketahui pernah mengalami gangguan jiwa.
Pelaku juga beberapa kali mendapatkan penanganan dari sokter spesialis jiwa.
• 5 Fakta Pria Tewas Dibacok saat Salat Berjamaah di Masjid, Saksi Sempat Lihat Wajah Pelaku

Berdasarkan keterangan dari dokter jiwa yang pernah menangani pelaku, diketahui bahwa pelaku kerap berhalusinasi.
Oleh karena itu, kepolisian menduga bahwa pengakuan pelaku yang merasa dipelototi oleh korban juga termasuk satu dari bentuk halusinasi pelaku.
"Kata dokter spesialis kejiwaan yang sempat menangani pelaku, dia kerap berhalusinasi," ungkap AKBP Hartoyo pada Jumat (15/2/2019).
"Saat kejadian halusinasi itu yang muncul dan melatarbelakangi pelaku membunuh korban," ujarnya.
Karnaevi diketahui berobat ke dokter spesialis jiwa, Edi pada Juni 2018 lalu.