Kabar Tokoh
AHY Soroti Penangguhan Perjanjian Nuklir AS-Rusia, Ferdinand Justru Ungkit Isu Hoax Propaganda Rusia
Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turut soroti penangguhan perjanjian senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Rusia.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Bobby Wiratama
Menanggapi kicauan AHY, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean lantas mengaitkannya dengan 'Propaganda Rusia'.
"Perdamaina dunia akan terjalin bila seorang pemimpin megara tidak mudah menuding apalagi dengan kata2 seperti HOAX PROPAGAN RUSIA," begitu tulis Ferdinand melalui akun Twitter @Ferdinand_Haean, Senin.

Jokowi Sebut Ada Timses Pakai Teknik Propaganda Rusia
Pernyataan terkait 'Propaganda Rusia' ramai diperbincangkan pasca dilontarkan oleh Calon Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi) ketika berpidato di depan ribuan pendukungnya di pelataran Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Tmur, Sabtu (2/2/2019).
Mengutip Kompas.com, Jokowi awalnya menyebutkan keinginannya, yaitu perpolitikan Tanah Air yang tidak diwarnai dnegan fitnah, hoaks, dan ujaran kebencian.
Namun, Jokowi mengatakan, pada kenyataannya, perpolitikan Indonesia saat ini jauh dari apa yang diimpikannya.
Menurut Jokowi, persoalan itu bersumber dari strategi politik kotor yang sedang dimainkan oleh tim sukses.
"Problemnya, ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia yang setiap saat mengeluarkan semburan fitnah dan hoaks," ujar Jokowi.
Namun, dalam pemaparannya, Jokowi tak menyebutkan secara pasti, tim sukses mana yang dimaksudkannya.
"Ini yang harus segera diluruskan Bapak Ibu sebagai intelektual. Saya yakin 'arek Surabaya' wani (berani). Mesti 'wani', mesti 'wani'. Saya minta door to door dari desa ke desa, dari kampung satu ke kampung lain, beritahu mana yang benar, mana yang tidak benar," kata Jokowi.
"Saya mengajak kita semuanya untuk berhadapan dengan banyaknya fitnah, hoaks yang lalu lalang di media sosial,. Cara-cara berpolitik harus mendidik, memberikan edukasi ke masyarakat, penuh etika dan tata krama. Penuh keadaban dan sopan santun," imbuhnya.
Diketahui, istilah propaganda Rusia ini pertama kali dipopulerkan oleh lembaga 'think tank' asal Amerika Serikat bernama Raend Corporation.
Mereka meneliti strategi Presiden Vladimir Putin yang sukses merebut elektoral di sejumlah wilayah di Rusia pada Pemilu 2008 dan 2014.
Dijelaskan bahwa Putin membuat propaganda, yaitu dengan menebar informasi yang dapat membuat masyarakat takut apabila tidak memilih Putin dalam Pemilu.
AS dan Rusia Tangguhkan Perjanjian Nuklir Era Perang Dingin