Kabar Tokoh
Soroti Impor Gula, Faisal Basri: Segala Upaya Telah Dilakukan Kecuali Pecat Menteri Perdagangan
Ekonom Faisal Basri sebut memecat Menteri Perdagangan sebagai upaya menekan defisit perdagangan akibat impor gula
Penulis: Nirmala Kurnianingrum
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Hal tersebut dibantah oleh Ketua Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen .
"Kekurangan 1,1 juta ton terlalu besar, kebutuhan impor untuk GKP paling hanya 500.000 ton," ujar Soemitro kepada Kontan.co.id, Minggu (8/4/2018).
• Lantik 7 Pejabat di Lingkungan Pemprov DKI, Anies Ingin ASN DKI Jakarta Bisa Jadi Contoh Daerah Lain
Angka tersebut diungkapkan Soemitro dengan catatan tidak adanya Gula Kristal Rafinasi (GKR) yang merembes ke pasar konsumsi.
Namun, Soemitro melihat rembesan masih akan terjadi mengingat kuota impor raw sugar untuk GKR masih tinggi sebesar 3,6 juta ton di tahun 2018.
Selain itu Soemitro pun meminta agar impor dilakukan pada saat yang tepat.
Impor perlu melihat stok dan masa panen petani tebu.
• Andi Arief Ancam Laporkan Gibran Rakabuming ke Bareskrim Gara-gara Retweet Cuitan TNI AU
"Akhir Mei kita sudah bisa menikmati gula hasil panen petani tebu," terang Soemitro.
Musim panen akan mulai berlangsung pada akhir Mei 2018.
Sementara panen raya akan berlangsung pada Juni 2018.
Soemitro bilang produksi gula Indonesia tahun 2018 akan mencapai angka 2,2 jut ton.
Angka tersebut dinilai masih mencukupi kebutuhan konsumsi Indonesia.
Jumlah impor GKP dinilai terlalu besar bila untuk memenuhi kebutuhan.
• Terkait Kebijakan Impor, Sandiaga Uno: Kita Akan Rubah Total
"Ukurannya jangan murah atau mahal terlebih dahulu tetapi barang tersedia," jelas Soemitro.
Harga gula di Indonesia dinilai Soemitro perlu disesuaikan dengan ongkos produksi.
Biaya pokok produksi gula di Indonesia sebesar Rp 10.500 per kilogram (kg).