Kabar Tokoh
Soroti Impor Gula, Faisal Basri: Segala Upaya Telah Dilakukan Kecuali Pecat Menteri Perdagangan
Ekonom Faisal Basri sebut memecat Menteri Perdagangan sebagai upaya menekan defisit perdagangan akibat impor gula
Penulis: Nirmala Kurnianingrum
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Pengamat ekonomi Faisal Basri menyoroti Indonesia yang kini menjadi pengimpor gula terbesar di dunia.
Hal tersebut disampaikan Faisal melalui unggahan di akun Twitternya, @FaisalBasri, Rabu (9/1/2019).
Faisal Basri menyebut bahwa menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Indonesia tiba-tiba menjadi negara pengimpor gula terbesar di dunia.
Menurutnya, praktek rente gila-gilaan bisa memperburuk defisit perdagangan.
"Menjelang pemilu, tiba-tiba Indonesia menjadi pengimpor gula terbesar di Dunia.
Praktek rente gila-gilaan seperti ini berkontribusi memperburuk defisit perdagangan," tulis Faisal.
• Soroti Impor Gula, Faisal Basri: Pemburu Rente Raup Triliunan Rupiah, Mengapa Semua Diam?
Faisal menunjukkan data dari Statista dimana Indonesia menjadi pengimpor gula terbesar dunia periode 2017-2018 dengan volume 4,45 juta ton.
Selain Indonesia, China berada di urutan kedua dengan volume 4,2 juta ton.
Sedangkan Amerika Serikat ada di posisi ketiga dengan volume 3,11 juta ton.
Sementara tujuh negara lainnya, Uni Emirate Arab, Bangladesh, Algeria, Malysia, Nigeria, Korea Selatan dan Arab Saudi memiliki volume di bawah 3 juta ton.

Selanjutnya, Faisal Basri mengungkapkan pemerintah telah melakukan segala upaya, kecuali memerangi praktek pemburuan rente dan memecat Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita.
"Segala upaya telah dilakukan pemerintah untuk menekan defisit perdagangan, kecuali memerangi praktek pemburuan rente dan memecat Menteri Perdagangan," ujar Faisal.
• Bahas Pemilu Era Orde Baru dan Reformasi, Mahfud MD: KPU Selalu Salah di Mata yang Kalah

Sebelumnya, Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) membantah data yang menyebut Indonesia kekurangan produksi gula 1,1 juta ton.
Diberitakan oleh Tribunnews.com, Senin (9/4/2018), rencana pemerintah untuk melakukan impor gula mentah (raw sugar) guna memenuhi kebutuhan Gula Kristal Putih (GKP) terlalu besar.
Sebelumnya pemerintah menilai kekurangan produksi gula Indonesia sebesar 1,1 juta ton.