Erupsi Gunung Anak Krakatau
5 Hal yang Membuat Erupsi Gunung Anak Krakatau Unik dan Langka, Baru Pertama Kali Terjadi
Erupsi Gunung Anak Krakatau merupakan aktivitas yang berbeda dari beberapa gunung aktif lainnya. Perbedaan tersebut dijelaskan oleh berbagai pihak.
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Claudia Noventa
2. Memungkinkan Muncul Anak Krakatau Baru
Ketua Tim Tanggap Darurat di Pos Pantau Gunung Anak Krakatau, Kushendratno menjelaskan ukuran Gunung Anak Krakatau berkurang menjadi 100 meter dari ukuran awal 338 meter.
Berkurangnya ukuran Gunung Anak Krakatau menjadi 100 meter tersebut dikatakannya bisa membuat cerita baru lahirnya anak Krakatau baru.
"Kalau masih aktif, akan tetap meningkat lagi. Mungkin sama seperti dia (Gunung Anak Krakatau) baru lahir 1929.
Hanya saja sekarang sudah di 100 meter, sebelum kemarin sempat 338 meter.
Mungkin akan terulang lagi sejarah lahirnya Anak Krakatau, lahir dan tumbuh besar," jelasnya Minggu (30/12/2018).
Dikutip dari Tribunnews.com, Kushendratno menjelaskan bahwa dari seluruh gunung berapi yang ada di Indonesia, aktivitas Gunung Anak Krakatau menjadi yang paling unik.
Menurut Kushendratno, keunikan yang ada pada Gunung Anak Krakatau yakni menghilangnya visual yang cukup indah yakni menghilangnya kawah.
• Tanggapi soal Penanggulangan Bencana, Fahri Hamzah: Bencana Harus Jadi Anggota Kabinet
"Biasa naik gunung susah, sekarang menyeberang yang susah. Naik gunung susah, bisa istirahat, kalau menyeberang susah, dipaksakan kita tenggelam."
"Sampai sana, buat camping enak, suasana pantai enak, tapi gunungnya aktif sekali."
"Tiap tahun meletus, tapi dibalik itu, kita punya visual malam yang begitu indah dan ini satu-satunya gunung yang kawahnya hilang," jelas Kushendratno.
Peristiwa unik lain yang terjadi di Gunung Anak Krakatau juga turut diceritakan oleh Kushendratno.
Ia menjelaskan sempat melihat gunungnya menghilang dan awan yang terputus dari Gunung Anak Krakatau.
"Kemarin Jumat (28/12/2018). Pukul 14.18 WIB, saya baru menemukannya. Tiba-tiba ada yang teriak, kok awannya putus? Saya langsung lihat, saya ke depan, dalam hati 'Kenapa gunungnya hilang?' Saya langsung minta teropong, Akhirnya dapat. Kita analisis, ternyata hilang gunungnya. Ini sesuatu hal yang luar biasa. Setelah itu, air laut masuk ke kawah, jadi awannya sempat terputus," cerita Kushendratno.

3. Berdampak Pada Dasar Selat Sunda