Erupsi Gunung Anak Krakatau
5 Hal yang Membuat Erupsi Gunung Anak Krakatau Unik dan Langka, Baru Pertama Kali Terjadi
Erupsi Gunung Anak Krakatau merupakan aktivitas yang berbeda dari beberapa gunung aktif lainnya. Perbedaan tersebut dijelaskan oleh berbagai pihak.
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Claudia Noventa
Dilansir oleh laman resmi TNI AL, setelah terjadinya tsunami Banten dan Lampung, TNI Angkatan Laut (AL) menemukan adanya penampakan yang tidak biasa dari dasar laut selat Sunda.
Pusat Hidrografi dan oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) menemukan adanya pendangkalan dasar laut di Selat Sunda.
Tak hanya itu, TNI AL juga menyebutkan bahwa melihat adanya perubahan bentuk morfologi Gunung Anak Krakatau setelah erupsi yang berkali-kali terjadi.
Hasil tersebut didapatkan oleh TNI AL setelah KRI Rigel-933 milik TNI AL melakukan survei hidro-oseanografi dan investigasi di area longsoran Gunung Anak Gunung Krakatau.
Menurut Kapushidrosal Laksda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H. dari hasil Survei Tim Pushidrosal pada tgl 29 sd 30 Desember 2019, perairan di Selatan Gunung Anak Krakatau diperoleh perubahan kontur kedalaman 20 sd 40 m lebih dangkal.
• 1 Januari 2019, BMKG Pasang Sensor Pemantau Gunung Anak Krakatau di Pulau Sibesi
Hal tersebut lantaran muntahan magma dan matertial longsoran Gunung Anak Krakatau yang jatuh ke laut.
“Selain itu dengan pengamatan visual radar dan analisis dari citra ditemukan perubahan morfologi bentuk Anak Gunung Krakatau pada sisi sebelah barat seluas 401.000 m2, Lebih kurang sepertiga bagian lereng sudah hilang dan menjadi cekungan kawah menyerupai teluk. Pada cekungan kawah ini masih dijumpai semburan magma Gunung Anak Krakatau yang berasal dari bawah air laut,” kata Laksda Ir. Harjo Selasa (1/1/2019).

4. Sebabkan Dentuman Sampai Berbagai Daerah
Suara dentuman misterius sempat menggegerkan warga di berbagai daerah.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata suara dentuman yang terdengar di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, hingga Pekalongan tersebut merupakan gemuruh dari erupsi Anak Gunung Krakatau.
Menurut pantauan dari pos pengamat Anak Gunung Karakatau di Lampung, suara dentuman tersebut terdengar lantaran terbawa oleh angin.
Saat dikonfirmasi, Kepala Pengamat Gunung Anak Krakatau Suwarno Rabu (26/12/2018) menjelaskan bahwa suara tersebut berasal dari Gunung Anak Krakatau.
"Ya betul suara dentuman di Sumsel karena erupsi Gunung Anak Krakatau. Di Lampung gemuruh dentumannya juga sangat keras sekali," ujar Suwarno dikutip dari TribunLampung.com.
• Sejoli Pelajar SMK di Sidoarjo Kubur Bayi Mereka Hidup-hidup, Terbongkar saat Pindahkan Kuburan
Kerasnya suara tersebut juga dibarengi dengan petir dan hujan sehingga menghasilkan suara yang dahsyat.
Menurutnya, suara dentuman itu akibat dari erupsi Anak Gunung Krakatau yang dibawah oleh angin hingga terbawa ke langit Sumsel.