Tsunami di Banten dan Lampung
Kondisi Pengungsi Empat Hari sejak Tsunami, Tidur di Gunung, Terserang penyakit hingga Hadapi Banjir
Berikut kondisi pengungsi di sejumlah daerah yang TribunWow.com rangkum, Tidur di Gunung hingga Hadapi Banjir.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
Ia sempat menceritakan kengerian saat tsunami melanda.
"Ada ombak gede, semua lari pada ke mana-mana. Pada teriak tolong. Cucu gak dibawa. Sampe siang baru balik lagi bawa cucu," ucap Samriah.
Selain, Samirah, ada Yandi yang tidur rela beralaskan tikar tipis dan sarung yang telah digunakan selama ia mengungsi.
"Di sini pengungsi perlu tempat tidur dan selimut. Kalau makan mah insha Allah aman walau seadanya juga," tutur dia.
Ia mengatakan sempat kembali ke rumahnya namun masih terdapat genangan air sekira 50 centimeter di dalam rumah ya.
Menurut dia, beberapa teman dan tetangganya pun juga ditemukan meninggal dunia, karena saat kejadian berada di dalam rumah.
Sedangkan posko pengungsian telah sesak penuh olah warga yang didominasi anak-anak dan perempuan.

2. Pengungsi Alami Hipertensi dan Maag Akut
Hal ini disampaikan Letnan Satu Laut Dr Syahrul Dian dari Batalyon Kesehatan 1 Marinir.
"Kebanyakan pasien itu mengalami hipertensi dan sakit maag akut. Sekarang ada beberapa pasien sudah kita pulangkan," ujar Syahrul di pos kesehatan, Kabupaten Pandeglang, Rabu (26/12/2018).
Berdasarkan data pos kesehatan yang didirikan TNI Angkatan Laut di posko pengungsian, hampir 75 persen pasien yang datang mengalami gangguan tersebut.
Rata-rata pasien yang mengalami hipertensi lantaran riwayat penyakit karena telah lansia.
Sedangkan anak-anak mengalami batuk dan flu.
"Anak-anak rata-rata mengalami gangguan batuk dan flu. Kemungkinan disebabkan karena kondisi di pengungsian yang seadanya," kata Syahrul.
Ia dan jajarannya mengantisipasi dua pekan setelah bencana sebab akan ada banyak penyakit yang mengikuti.