Pemilu 2019
PSI Resmi Non-Aktifkan 4 Kader karena Tak Patuhi Aturan Poligami dan Perda Diskriminatif
Partai Solidaritas Indonesia memberikan keterangan terkait empat kadernya yang dinonaktifkan.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Lailatun Niqmah
Dengan penonaktifan keempat kader ini, PSI berupaya konsisten dengan nilai-nilai yang kami perjuangkan. Salam solidaritas!," tulis PSI.
• Politisi PSI Guntur Romli: Baliho dan Spanduk Caleg Kami Dirusak, tapi Kami Tidak Cengeng
Diberitakan sebelumnya, soal sikap PSI menolak Perda Agama seperti Perda Syariah dan Perda Injil ini dikatakan sang Ketua Umum Grace Natalie ketika pidato di depan para kader PSI saat ulangtahun PSI yang keempat, (11/11/2018).
Dalam pidatonya, Grace Natalie selaku Ketua Umum PSI mengatakan PSI akan menolak perda-perda agama karena menganggap perda tersebut diskriminatif.
Selain itu, PSI juga mencegah lahirnya perda ketidakadilan, diskriminasi, dan seluruh tindakan intoleransi di negeri ini.
Dilansir oleh TribunWow.com dari Kompas.com, setelah mengeluarkan pernyataan tersebut, PSI kembali menuai polemik atas larangan berpoligami.
Dalam acara Festival 11 PSI di Jatim Expo, (11/12/2018) PSI berjanji memperjuangkan larangan poligami bagi pejabat publik hingga aparatur sipil negara (ASN) apabila lolos ke parlemen.
"Jika kelak lolos di parlemen, langkah yang akan kami lakukan adalah memperjuangkan diberlakukannya larangan poligami bagi pejabat publik di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta Aparatur Sipil Negara," kata Grace seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa malam.
• Atribut PD Dirusak, AHY: Ada Bendera Golkar, NasDem, PSI, dan PDIP, yang Dirusak Hanya Demokrat
"Kami akan memperjuangkan revisi atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, yang memperbolehkan poligami," tambah Grace.
Grace mengatakan di tengah berbagai kemajuan, masih ada banyak perempuan mengalami ketidakadilan.
Menurutnya, poligami menjadi satu di antara ketidakadilan perempuan.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)