Pemilu 2019
PSI Resmi Non-Aktifkan 4 Kader karena Tak Patuhi Aturan Poligami dan Perda Diskriminatif
Partai Solidaritas Indonesia memberikan keterangan terkait empat kadernya yang dinonaktifkan.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Partai Solidaritas Indonesia memberikan keterangan terkait kadernya yang dinonaktifkan melalui Twitter milik mereka @psi_id, Jumat (21/12/2018).
Diketahui PSI menonaktifkan empat kadernya sebagai sikap tegas partainya.
"PSI NON-AKTIFKAN EMPAT KADER TERKAIT POLIGAMI & PERDA DISKRIMINATIF
- sebuah utas -
Kami menonaktifkan empat kader sebagai calon legislatif & anggota.
Penonaktifan ini merupakan sikap tegas DPP PSI utk mendispilinkan kader & menjunjung tinggi nilai yg diperjuangkan partai," tulis PSI.
• Setelah Ada yang Keluar karena Larangan Poligami, Kini Satu Politisi PSI Mundur karena Perda Syariah

Kicauan PSI (Capture Twitter)
Empat kader yang dinonaktifkan itu adalah Husain Shihab caleg DPR RI dari Dapil Jatim.
Nadir Amin, yang mengundurkan diri dari DPRD II Bone.
Muhammad Ridwan, selaku DPD PSI Gowa.
Serta Ketua DPD PSI Kota Cirebon, Yuki Eka Bastian.
Keempat kader tersebut keluar karena tak menyetujui soal aturan yang dikeluarkan oleh PSI.
"Pertama, Husin Shihab, caleg DPR RI dari Dapil Jawa Timur XI. Berdasarkan rapat pleno DPP PSI, kami memutuskan menonaktifkan Bro Husin dengan alasan telah melanggar nilai-nilai PSI soal penghargaan kepada perempuan.
Kedua, Nadir Amir yang mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai calon legislatif DPDR II Bone. Yang bersangkutan tidak setuju dengan sikap DPP PSI soal poligami.
Ketiga, Muhammad Ridwan, Ketua DPD PSI Gowa dan juga Caleg DPRD Propinsi Dapil Sulsel III yang tidak setuju dengan sikap PSI soal Perda Agama yang diskriminatif.

PSI Non-Aktifkan Empat Kadernya yang Tidak Sejalan dengan Larangan Poligami dan Perda Syariah (Twitter/ @psi_id)
Terakhir, Ketua DPD PSI Kota Cirebon, Yuki Eka Bastian yang mengundurkan diri karena yang bersangkutan melakukan praktik poligami.
Dengan penonaktifan keempat kader ini, PSI berupaya konsisten dengan nilai-nilai yang kami perjuangkan. Salam solidaritas!," tulis PSI.
• Politisi PSI Guntur Romli: Baliho dan Spanduk Caleg Kami Dirusak, tapi Kami Tidak Cengeng
Diberitakan sebelumnya, soal sikap PSI menolak Perda Agama seperti Perda Syariah dan Perda Injil ini dikatakan sang Ketua Umum Grace Natalie ketika pidato di depan para kader PSI saat ulangtahun PSI yang keempat, (11/11/2018).
Dalam pidatonya, Grace Natalie selaku Ketua Umum PSI mengatakan PSI akan menolak perda-perda agama karena menganggap perda tersebut diskriminatif.
Selain itu, PSI juga mencegah lahirnya perda ketidakadilan, diskriminasi, dan seluruh tindakan intoleransi di negeri ini.
Dilansir oleh TribunWow.com dari Kompas.com, setelah mengeluarkan pernyataan tersebut, PSI kembali menuai polemik atas larangan berpoligami.
Dalam acara Festival 11 PSI di Jatim Expo, (11/12/2018) PSI berjanji memperjuangkan larangan poligami bagi pejabat publik hingga aparatur sipil negara (ASN) apabila lolos ke parlemen.
"Jika kelak lolos di parlemen, langkah yang akan kami lakukan adalah memperjuangkan diberlakukannya larangan poligami bagi pejabat publik di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta Aparatur Sipil Negara," kata Grace seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa malam.
• Atribut PD Dirusak, AHY: Ada Bendera Golkar, NasDem, PSI, dan PDIP, yang Dirusak Hanya Demokrat
"Kami akan memperjuangkan revisi atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, yang memperbolehkan poligami," tambah Grace.
Grace mengatakan di tengah berbagai kemajuan, masih ada banyak perempuan mengalami ketidakadilan.
Menurutnya, poligami menjadi satu di antara ketidakadilan perempuan.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)