Breaking News:

Pilpres 2019

Telusuri Kasus Perusakan Atribut Demokrat, TKN Jokowi: Kami Duga Itu Simpatisan Partai Pendukung 02

TKN Jokowi-Ma'ruf Ade Irfan Pulungan mengaku jika pihaknya juga sedang mencoba menelusuri kasus perusakan atribut partai Demokrat.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
Facebook/ @Imelda Sari
Susilo Bambang Yudhoyono meninjau atribut Partai Demokrat yang dirusak di Riau pada Sabtu (15/12/2018) 

Keterlibatan PDIP

Dugaan keterlibatan PDIP diungkapkan oleh pelaku yang melakukan perusakan atribut.

Ia menjelaskan bahwa dirinya diminta oleh seseorang yang mengaku berasal dari partai PDI-P.

Hal tersebut terungkap melalui video penangkapan pelaku yang beredar di media sosial.

"Orang PDI nyuruh kau?," ujar penginterogasi.

"Iya, Pak," kata si pelaku.

"Siapa namanya?," tanya penginterogasi.

"Bang Budi, Pak," jawab pelaku perusakan atribut Partai Demokrat itu.

"Budi Toyo panggilannya Pak," imbuh dia.

Saat ditanya siapa Budi Toyo, pria itu mengakui bahwa Budi Toyo merupakan orang suruhan PDI-P.

"Abang-abang yang ngajak aku bang. Dia orang-orangnya, dia pun orang-orang suruhan PDI juga Pak," jawab pelaku itu.

Apresiasi PKS dan PAN, Prabowo Minta Pengorbanan Demokrat: Jangan Sekali-kali Lupa Kawan Kita

Namun, dikutip dari Kompas.com, Ketua DPD Partai PDI-P Riau, Rokhim Dahuri menegaskan bahwa pelaku perusakan atribut Partai Demokrat bukan simpatisan dan kader PDI-P.

Ia meras publik harus tahu bahwa tidak ada kader PDI-P yang merusak atribut Partai Demokrat.

Sederet Rencana Besar Ahok setelah Bebas dari Tahanan, Siapkan Program Televisi hingga Masuk Parpol

"Pertama, bahwa pelaku perusakan atribut Partai Demokrat itu bukan dari simpatisan, apalagi kader PDI-P."

"Kedua, fatsun partai kami, selalu mengatakan tidak boleh berpolitik itu menggunakan kekerasan, kecurangan dan hal-hal yang brutal," kata Rokhimin.

Ia juga membantah pernyataan dari pelaku HS yang mengaku disuruh oleh orang PDI-P untuk merusak atribut Partai Demokrat.

"Sekali lagi saya sampaikan, bahwa itu bukan kader ataupun simpatisan kami yang bernama HS dan Budi Utoyo (disebut HS sebagai yang menyuruh) itu. Sudah kami telusuri, tidak ada nama kader ataupun simpatisan kami," jelas Rokhimin. (*)

Tags:
Tim Kampanye Nasional (TKN)Joko WidodoPartai DemokratPrabowo SubiantoSusilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved