Reuni Akbar 212
Beri Statement di ILC dengan Tema Reuni 212, Fadli Zon Disela Boni Hargens dan Irma Suryani
Fadli Zon memberikan pendapatnya mengenai peristiwa Reuni Akbar 212. Saat memberikan pernyataan ia disela Boni Hargens dan Irma Suryani.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon memberikan pendapatnya mengenai peristiwa Reuni Akbar 212 yang diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018).
Dilansir TribunWow.com dari acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di tvOne, Selasa (4/12/2018), awalnya Fadli Zon menuturkan Reuni Akbar 212 merupakan acara yang tertib dan beradab apalagi dengan jumlah peserta yang ia klaim mencapai 6 hingga 7 juta.
"Ini (Reuni Akbar 212) sangat beradab, sebuah pertemuan yang sangat beradab, sebuah festival yang sangat beradab, yang dipertontonkan oleh semua peserta Reuni Akbar 212 itu,".
"Bahkan sampah juga bersih dan sebagainya bersih, banyak ikut serta dari beragam latar belakang, suku ada juga beberapa umat lain," ujar Fadli Zon.
Ia juga menuturkan hal ini menyampaikan bahwa umat Islam di Indonesia sudah dewasa.
Lanjutnya, Fadli menyindir pernyataan pengamat politik Boni Hargens sebelumnya.
• Klaim Peserta Reuni Akbar 212 Ada 11 Juta, Prabowo: Banyak Media di Indonesia Tidak Melihatnya
"Ini menyampaikan satu message bahwa umat Muslim di Indonesia ini sudah sangat dewasa.
Seperti saudara Boni ini yang sering mendiskreditkan kata-kata radikal dan juga insinuasi, saya kira orang yang tidak mengerti sejarah dan umat islam di Indonesia. Umat ini sangat besar, tidak mungkin mengkhianati negaranya sendiri,".
Mendengar Fadli Zon menyindir dirinya, Boni hendak memberikan pembelaan.
Namun Fadli Zon meminta Boni untuk menunggu setelah ia selesai memberikan pernyataan.
Fadli Zon kemudian mengatakan jika baru satu poin yang dia kemukakan.
"Ini baru satu poin, tunggu dulu masih banyak, baru satu poin saja sudah gelagapan," ujar Fadli Zon.
Tak terima, Boni kembali melayangkan tanggapan hingga keduanya debat.
• Tayangkan Live Reuni Akbar 212, Begini Perlakuan Massa pada Reporter Tv One di Belakang Layar
"Kalau dua-dua ngomong, rakyat dengar apa," kata Karni Ilyas.
Lanjut kembali, kali ini Fadli Zon menyinggung mengenai dirinya mengaku mendapat jawaban oleh sejumlah warga di daerahnya bahwa hidup semakin susah.
Seusai menuturkan hal itu, pernyataan Fadli Zon kembali disela kali ini oleh Ketua DPP Nasdem Irma Suryani Chaniago.
Irma mengistrupsi pernyataan Fadli dengan mencerca prestasi apa yang dimiliki Fadli sehingga mengomentari prestasi Jokowi.
Menanggapi hal tersebut, Irma Suryani menuding jika Fadli Zon hanya berbicara hoaks.
Irma Suryani tampak terus berbicara bersamaan dengan Fadli Zon sehingga suasana studio ILC menjadi ramai.
"Jadi DPR seharusnya jangan bicara hoaks, harus jadi contoh bagi masyarakat," kata Irma.
Irma lantas menantang semuanya untuk menyebutkan prestasi Fadli Zon di DPR.
• 4 Statement Aa Gym di ILC Bahas Reuni 212, Usul Undang Ahok hingga Singgung Pilpres 2019

"Coba sebutkan prestasi apa Fadli Zon di DPR, ayo sebutkan, coba saya ingin tahu," tantang Irma.
"Jadi jangan bilang Jokowi tidak punya prestasi, berkaca ke diri sendiri dulu," imbuh Irma.
Suasana semakin ramai, hingga membuat pendakwah Aa Gym turut melerai keduanya.
"Husssh... Malu... Malu... Malu oleh rakyat," kata Ustaz Aa Gym.
Tak menghiraukan, Irma terus berbicara mengucapkan kata hoaks untuk Fadli Zon.
Sementara itu, Aa Gym menengok ke arah keduanya dan lanjut berdiri.
"Pak.. pak tolong buk, ini malu sekali ditonton oleh masyarakat, giliran, tenang," kata Aa Gym menengahi.

• 5 Fakta tentang NH Dini, Anaknya Sutradara Despicable Me, hingga Pernah Terima Penghargaan Bergengsi
Fadli Zon kemudian meneruskan pernyataanya.
Kali ini ia mengkritik hasil lembaga survei LSI, ia menyinggung hasil survei di Jawa Barat yang memberikan hasil bahwa pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta paling tinggi sekitar 8,2 persen ternyata hasilnya 29 persen.
"Ternyata hasilnya 29 persen untuk Sudrajat Saikhu, perbedaanya sampai 300 persen," ujar Fadli.
Ia menilai lembaga survei harus jelas biayanya dari mana dan menurutnya harus transparan.
Menurut Fadli, lembaga survei harus jelas, karena bisa menjadi lembaga survei yang menjadi kampanye terselubung.
"Seolah-olah mau menciptakan brand legal effect,".
Fadli juga menuturkan lembaga yang menciptakan perbandingan hasil hingga 300 persen tersebut seharusnya malu dan membubarkan diri.
• Aa Gym Usulkan agar Ahok Diundang Reuni Akbar 212 Tahun Depan: Sudah Enggak Ada Masalah Lagi
"Malu harusnya mereka itu, membubarkan diri. Karena sampai 300 persen,".
Lanjutnya Fadli membahas mengenai survei yang pernah dilakukan oleh pihaknya, mendapat hasil kala itu Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
"Waktu itu Pilkada DKI, Pak Prabowo mengatakan besok akan pemilihan, 58 persen, Insha Allah besok kita menang. Ternyata hasilnya, 57,9 persen, hanya terpeleset 0,1 persen. itu secara internal lebih kuat."
"Seharusnya lembaga survei ini harus lebih tertib, dan juga harus transparan, seperti survei di luar negeri, mereka dibayar oleh siapa, sehingga kemudian mereka tidak menjadi alat untuk diotak-atik," pungkas Fadli Zon.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)