Reuni Akbar 212
Aa Gym Usulkan agar Ahok Diundang Reuni Akbar 212 Tahun Depan: Sudah Enggak Ada Masalah Lagi
Abdullah Gymnastiar atau akrab disapa Aa Gym mengusulkan agar Reuni Akbar 212 mengundang mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.
Penulis: Vintoko
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Kini, Ahok masih menjalani masa hukuman di Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.
Sebelumnya diberitakan, Aa Gym mengajak semua hadirin di ILC untuk tetap tenang dan saling menghormati meski memiliki pandangan yang berbeda.
Ia juga berterima kasih pada peserta, panitia, aparat keamanan, hingga pemerintah terkait Reuni 212.
"Terima kasih sudah berbuat keras, sesuatu untuk negeri ini, walaupun ada yang sependapat dan tidak sependapat," ujarnya.
Menurut Aa Gym, 212 merupakan aset bangsa.
• Fadli Zon dan Irma Suryani Berdebat Sengit di ILC, Aa Gym sampai Berdiri: Malu, Malu, Malu
"Bagi saya, 212 ini menurut saya adalah aset bangsa, ini adalah karunia Allah bagi siapapun yang ingin yang ingin mendapatkan hikmah dari kejadian ini," tuturnya.
"Memang sudut pandang bisa berbeda, tapi kalau pakai hati yang jernih dengan rasa persaudaraan, kita bisa mendapatkan banyak hal."
Aa Gym mengatakan jika dirinya tidak hadir dalam acara Reuni Akbar 212 di Monas.
"Saya tidak hadir karena di pesantren pas sedang milad ke-28, acara yang cukup besar di Bandung, sehingga lebih objektif bisa melihat dari luar dan yang datang ke sana adalah istri," kata Aa Gym.
Ia meminta istrinya yang merupakan seorang antropolog untuk melihat secara objektif acara tersebut.
"Ini tidak ada urusannya dengan politik, jumlah rating, tapi saya ingin menceritakan persaaan, boleh Pak Karni?," tanya Aa Gym.
"Kenapa orang mau berkumpul begitu, nabung, jauh-jauh. Apa sih sebetulnya yang menyebabkan berbondong-bondong orang dengan penuh semangat, penuh dengan keteduhan, penuh dengan kasih sayang, bahkan menjaga?"
"Rupanya, ada sesuatu di dalam yang ingin disampaikan, yang dirasakan tapi sulit untuk mengungkapkan, dan mungkin sulit untuk mencari saluran pengungkapannya."
"Di antaranya, saya sebagai anak bangsa, juga orang yang beragama Islam, ada satu kepedihan kalau mendengar kata radikal."