Mayat Dalam Lemari
4 Pengakuan Pelaku Pembunuh Lin, Ini Alasan Selain Uang dan Update Terbaru
Pihak Kepolisian telah berhasil mendapatkan pengakuan pelaku pembunuhan Ciktuti Lin Puspita (22), yang mayatnya disimpan di dalam lemari kamar kosnya.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Bobby Wiratama
"Memang ada tali yang menjerat di leher, nah itu sedang kami dalami juga, apakah dia sebagai penyebab, apakah korban dicekik lehernya dengan tali. Nanti ahli akan simpulkan itu. Nanti kita lihat hasil lab kan akan diserahkan ke kita termasuk hasil autopsi nanti diberikan ke kita," jelas Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Indra Jafar.
Karena belum ingin menyimpulkan kasus ini, polisi pun masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut.
Diberitakan TribunJakarta.com pada Kamis (22/11/2018), dalam penyelidikan kepolisian itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar mengungkapkan jika pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti terkait kasus pembunuhan ini.
Selain itu, pihak kepolisian juga mengamankan tiga alat hisap narkoba jenis sabu di kamar kos korban.
"Iya ada tiga bong alat hisap narkoba jenis sabu di lokasi yang kami temukan," ucap Indra di Mapolrestro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Kamis (22/11/2018).
Meski demikian, Kombes Pol Indra Jafar mengatakan, pihaknya masih mendalami ditemukannya tiga bong alat hisap sabu itu.
"Masih kami dalami penemuan bong tersebut, apakah milik dan bekas digunakan para pelaku atau bukan ya," ujar Indra.
Kronologi penemuan mayat
Mengutip WartaKotaLive.com, penemuan mayat ini berawal dari kecurigaan penjaga kos, Wahyu Rowandi yang mencium bau busuk, Selasa (20/11/2018).
Wahyu bersama pembantu bernama Rofik saling bertanya soal bau busuk yang begitu menusuk.
Saat Rofik menggedor-gedor pintu kamar Iin, tak ada respon yang didapatnya.
Lalu penjaga kos dibantu sejumlah penghuni kosan mendobrak pintu dan mencari Iin di sekitar lokasi.
Di dekat area lemari, ia melihat banyak lalat beterbangan.
Ia mendekat ke lemari itu kemudian membukanya perlahan.
Di balik pintu lemari, ia menyaksikan sesosok tubuh korban tak bernyawa.
"Penjaga kos menggedor-gedor enggak ada respon di dalam, akhirnya didobrak di kamar itu tercium aroma tak sedap," tuturnya.
Ia bersama Wahyu segera keluar dari kamar dan melaporkan apa yang dilihatnya kepada pemilik kos bernama Anita.
Anita sempat tak percaya mendapat kabar itu.
Ia mengajak Rofik dan Wahyu kembali menuju kamar untuk memastikan kebenaran informasi itu.
Sesudah itu, ia melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Mampang Prapatan.
Pelaku Sempat Menginap hingga Diusir Korban
Ketua RT 03 RW 01 Tegal Parang, Mamnun membeberkan sempat ada dua orang yang menginap di kamar kos korban, dilansir dari TribunJakarta.com, Selasa (20/11/2018).
"Kejadiannya kayaknya malam Minggu, penjaga kosan bilang ada dua temennya laki dan perempuan menginap di sana," bebernya.
Dua orang itu sempat beberapa hari menginap di kos wanita tersebut.
Namun, korban itu merasa terganggu dengan kehadiran kedua temannya itu.
Saat diusir melalui penjaga kos, mereka tak ingin keluar.
"Bahkan Iin bilang ke penjaga kos untuk mengusir kedua temannya itu. Tapi mereka enggak mau keluar," ujarnya.
Saat para penghuni kos menemukan mayat Iin, kedua orang itu tak diketahui keberadaanya.
"Dicari temennya udah enggak ada, penjaga kosannya juga enggak tahu mereka kemana. Enggak ada yang tahu," kata Mamnun, Selasa (21/11/2018).
Teman sebut korban pernah dapat ancaman
• Motif Pelaku Pembunuhan Wanita yang Ditemukan Dalam Lemari, Dipicu Masalah Uang
Rekan kerja korban yang bernama Hana menuturkan, korban sempat unggah postingan yang bernada ancaman di media sosialnya.
Dilansir dari Tribun Jakarta, Hana sudah mengenal korban sejak lama mesti tidak terlalu dekat.
Sekira dua minggu yang lalu, Hana menuturkan korban sempat memasang status di media sosial perihal layar tangkap bukti percakapan.
Isi percakapan tersebut, dituturkan Hana berisi ancaman yang diterima korban oleh seorang pria.
"Jadi dia (korban) posting foto percakapan dirinya dengan seorang pria yang mengancamnya, namun foto dan nama prianya seperti diblur gitu," ucap Hana di lokasi kejadian, Selasa (20/11/2018).
Hana mengenal korban sebagai sosok yang baik, meskipun kadang ucapannya terkadang menyakitkan hati lawan bicaranya.
"Orangnya sih baik, tapi kalau ngomong suka ceplas-ceplos jadi terkadang ucapannya menyakitkan hati," ucap Hana.
(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)