Breaking News:

Rute Sudah Diambil Alih Maskapai Lain, Bagaimana Peluang Merpati Air yang Bakal Terbang Tahun 2019?

Merpati Airlines dikabarkan siap terbang pada 2019, namun rute yang biasanya dikuasai telah diambil alih oleh maskapai lain, masihkah ada peluang?

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
Kompas.com/KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
PT Merpati Nusantara Airlines 

TRIBUNWOW.COM - Maskapai penerbangan Merpati Airlines akan kembali beroperasi pada tahun 2019 setelah keputusan Pengadilan Niaga Surabaya mengabulkan proposal damai Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Diketahui, Merpati Air sempat mengalami kesulitan keuangan sejak 2008 dan berhenti beroperasi pada tahun 2014.

Dikutip TribunWow.com dari BBC, utang maskapai tersebut mencapai sekitar Rp 10,7 triliun.

Semenjak berhenti beroperasi, 19 rute penerbangan Merpati telah diambil alih oleh sejumlah maskapai lain.

Seperti rute pedalaman, Bade-Merauke yang digantikan oleh maskapai Susi Air, dan rute Ende-Tambolaka yang diambil alih Garuda Indonesia.

Walaupun sudah tidak memiliki rute khusus, Merpati Air masih memiliki peluang untuk kembali berjaya di udara.

Menurut pengamat penerbangan Arista Atmadjati, Merpati Air bisa menarik peluang terbang yang tinggi dengan bermain di landasan yang panjang.

Merpati Airlines Batal Pailit, Menhub Minta Syarat Penerbangan Harus Dipenuhi agar Bisa Terbang

Serta, Merpati harus menghindari head to head dengan maskapai Batik Air, Lion Air, dan Sriwijaya Air yang harus terbang dengan landasan minimal 2.300-2.500 meter.

"Merpati itu sebaiknya menghindari head-to-head dengan maskapai kayak Batik atau Sriwijaya atau Lion, menurut saya dia lebih baik bermain di panjang landasan misalnya 1.200-1.500 meter," papar Arista, yang dikutip TribunWow.com dari BBC, Kamis (15/11/2018).

Pengamat penerbangan ini juga menyarankan agar Merpati Air bermain di penerbangan Indonesia Timur dengan kualifikasi bandara yang telah ia sebutkan.

Selain itu, Arista juga berpendapat bahwa Merpati Air harus melakukan transformasi manejemen dan merekrut staf yang profesional agar berhasil.

Namun, ia tidak sepakat dengan keputusan pihak Merpati Air yang akan menggunakan pesawat Rusia Irkut MC-21 sebagai armada barunya.

Diketahui, Merpati Air tidak menggunakan pesawat besutan Boeing maupun Airbus seperti yang banyak digunakan oleh maskapai di Indonesia.

UPDATE: Boeing Keluarkan Dokumen Berdasarkan Hasil Temuan Awal KNKT soal AoA Lion Air JT 610

"Penerbangan komersial di Indonesia itu kurang akrab dengan pesawat produksi Rusia. Menurut saya, seharusnya Merpati membeli pesawat yang turbo propeller saja," kata Arista.

Lebih lanjut, Arista menyebutkan bahwa mencari pilot yang ramah dengan pesawat buatan Rusia juga dinilai sulit.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Merpati AirlinesGaruda IndonesiaSusi Air
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved