Breaking News:

Pemilu 2019

Eggy Sudjana Sebut Politik Demokrat 'Banci', Ferdinand Hutahaean: Dukungan Kami ke Prabowo Tak Semu

Ferdinand Hutahaean mengatakan jika partainya memiliki alasan tertentu kenapa membolehkan kadernya mendukung lawan Prabowo Subianto.

Penulis: Laila N
Editor: Bobby Wiratama
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Demokrat Ferdinand Hutahaean 

Itu sebabnya Demokrat memberi keleluasaan kepada calegnya untuk menggunakan strategi yang sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah pemilihan (dapil) dalam berkampanye.

"Pada saat ini, Partai Demokrat yang diperjuangkan adalah pileg dan pilpres. Dua-duanya harus sukses," kata Agus dilansir dari Kompas.com.

Ia juga memaparkan bahwa menurut hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga, saat ini Partai Demokrat memiliki elektabilitas yang kurang tinggi.

Itu sebabnya strategi untuk mengkampanyekan kesuksesan SBY saat menjadi presiden keenam Indonesia dan membebaskan kadernya untuk memilih capres dan cawapres dinilai bisa mendongkrak elektabilitas partai.

"Target kita ingin seperti kejayaan kita di 2009. Kalau toh tak bisa, itu pasti hal-hal yang dekati seperti itu, paling tidak semua harus kita perbaiki. Semua harus lebih baik daripada 2014," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, dalam acara pembekalan caleg Demokrat di Jakarta, Sabtu (10/11/2018), SBY mengatakan bahwa pemilu 2019 memiliki tantangan yang jauh lebih berat dibanding pemilu-pemilu sebelumnya.

"Saya harus mengatakan, Partai Demokrat punya peluang untuk sukses, meskipun tantangan yang kita hadapi dalam Pemilu 2019 mendatang jauh lebih berat, saya ulangi jauh lebih berat," ujar SBY yang dikuti dari Tribunnews.

Menurutnya, ada tiga hal yang menjadi tantangan Partai Demokrat semakin berat dalam menghadapi kontestasi pilpres dan pileg pada tahun depan.

Hal pertama, kata SBY, pemilu 2019 dilaksanakan secara serentak dan survei membuktikan partai politik yang memiliki calon presiden sangat diuntungkan, seperti PDIP dengan sosok capres Joko Widodo dan Gerindra dengan sosok Prabowo Subianto.

‎"Suara kedua partai politik itu meningkat tajam, sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya menurun, anjlok, itu realitas," ucap SBY.

Presiden Indonesia ke-6 itu menyebut hal kedua yang menjadi tantangan Demokrat semakin berat, yaitu dengan sistem perhitungan yang menggunakan metode sainte lague atau metode nilai rata-rata tertinggi yang digunakan untuk menentukan jumlah kursi yang telah dimenangkan dalam suatu pemilihan umum.

"Kemungkinan perolehan perolehan PDIP bersama pak Jokowi dan Gerindra bersama pak Prabowo juga makin diuntungkan, Itu juga tecermin dari survei saat ini. Itu juga realitas," kata SBY.

Sedangkan faktor ketiga, menurut SBY, yaitu adanya presidential threshold (PT) 20 persen dan Partai Demokrat ‎berpendapat bahwa undang-undang tersebut keliru, dimana seharusnya pemilu serentak maka PT harus 0 persen.

"Dengan PT 20 persen, itu ‎menggunakan suara 5 tahun lalu ,kemungkinan partai-partai yang lebih kecil untuk memajukan kadernya menjadi capres dan cawapres juga tertutup," pungkas SBY.

"Itulah faktanya para kader dan itulah tantangan yang kita hadapi, namun Partai Demokrat tidak boleh melawan realitas, mari kita carikan jalan keluarnya‎, mari kita temukan jalan bagi Demokrat untuk tetap sukses dalam pemilu mendatang, Insyallah kita punya jalan," sambung SBY. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Eggy SudjanaPartai DemokratFerdinand HutahaeanPrabowo SubiantoPemilu 2019Partai Amanat Nasional (PAN)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved