Pembunuhan Satu Keluarga
12 Orang Diperiksa Polisi sebagai Saksi terkait Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak ditemukan tewas di rumahnya di Bekasi pada Selasa (13/11/2018) pukul 06.30 WIB.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
Intan mengaku tidak mengerti jika keluarganya tewas, ia mengira hanya perampokan biasa.
"Saya kira perampokan saja enggak sampai tewas. Enggak tahunya malah tewas gitu. Lemas saya, enggak kuat saya," ucapnya.
Menurut Intan, keluarganya yang menjadi korban, ia kenal sebagai orang baik dan tidak pernah ada masalah.
"Dia baik banget, enggak pernah ada masalah apa-apa. Saya kaget makanya, kenapa jahat bangat (pelakunya)," ucapnya.
Lanjutnya, Intan mengatakan Diperum Nainggolan (38) telah tinggal di rumah itu selama lima tahun, dan telah dua tahun membuka warung.
"Suaminya kerja, sama buka warung. Istri yang jaga warungnya. Anak-anaknya masih pada kecil, tega banget ya?" ujarnya.

• Ungkap Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Polisi Bentuk Tim Khusus
3. Kesaksian Ketua RT
Ketua RT 002/RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Agus Sani (53) mengatakan, ada beberapa saksi yang melihat mobil melaju cepat dari rumah korban.
"Dini hari ada mobil lewat kencang gitu kata security. Saya juga baru setelah warga lapor. Selama ini sih (keluarga korban) baik-baik saja enggak ada cekcok keluarga," katanya, dikutip dari Warta Kota.
Agus Sani menambahkan bahwa dua mobil korban yang biasa diparkir di rumah korban tidak ada.
"Korban punya tiga unit mobil. HRV, Nissan Xtrail sama mobil box disimpan di garasi dekat sini. HRV sama Nissan enggak ada. Nah saya tidak tahu apakah dibawa kabur atau apa saya kejelasannya belum pasti," katanya.
4. Kesaksian Tetangga
Sementara itu, diberitakan TribunJakarta.com, Lita tetangga korban yang sedang berbelanja di warung korban pada sore hari sebelum kejadian, mengaku sempat mendengar percakapan kepala keluarga, Diperum Nainggolan dengan seseorang melalui telepon genggam, Senin (12/11/2018), sekitar pukul 16.30 WIB.
Korban, kata Lita, menelpon dengan suara dan nada yang keras.
"Saya enggak sengaja dengar bapak itu nelpon gitu, nada keras, marah-marah gitu," katanya kepada Warta Kota, di TKP, Selasa (13/11/2018).