Terkini Daerah
Anak Jalanan Ditangkap karena Mabuk Air Rebusan Pembalut, Dinsos Kudus: Ini Kasus Baru bagi Kami
Dinsos P3AP2KB Kabupaten Kudus, Lutful, mengatakan kasus remaja mabuk dengan cara meminum air rebusan pembalut merupakan kasus yang baru di Kudus.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
Hari menuturkan, pembalut memiliki kandungan berupa klorin.
Menurutnya, klorin yang dikonsumsi oleh manusia tentunya akan memberikan efek-efek tertentu untuk tubuh.
"Banyak penelitian, bisa berefek pada sistem neurofisiologi kita sebagai manusia dan juga neuropsikologi kita sebagai manusia," jelasnya.
Ia juga memaparkan jika klorin bisa memberikan efek pada otak manusia.
"Kalau ini dipakai dalam jangka waktu yang panjang, bukan tidak mungkin ada efek secara kesehatan, apalagi kalau kemudian di dalam pembalut ini ada unsur plastik dan seterusnya," tambah Hari.
Jika demikian, bisa jadi hal ini juga akan merangsang atau mencetuskan pertumbuhan kanker.
"Jadi perlu juga untuk kita kasih tau, kita edukasi ke teman-teman semuanya bahwa kalau ini dikonsumsi terus menerus bukan tidak mungkin jadi kanker," jelasnya.
Lebih lanjut, Hari menuturkan bahwa air rebusan pembalut tidak memiliki kandungan zat adiktif.
Namun, ada kemungkinan jika pemakai merasa teradiksi secara psikologis.
• Bagaimana Bisa Air Rebusan Pembalut Bisa Sebabkan Efek Mabuk? Berikut Penjelasan dari Dokter
"Dia akan berkeyakinan kalau yang dia pakai itu bisa membuat dia fly. Yang pakai ini juga kan anak jalanan ya, dimana secara finansial mereka itu kurang untuk membeli zat-zat yang lainnya, jadi mungkin lebih kepada adiksi secara psikologi," ujar Hari.
"Jadi dia punya keyakinan kalau dia minum air rebusan pembalut ini dia bisa nge-fly. Dan keyakinan itu terpatri dan membuat ia seperti kecanduan, padahal mungkin secara zat, tidak demikian," imbuhnya.
Serupa dengan Hari, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono juga membeberkan efek-efek negatif yang dapat dialami tubuh jika meminum air rebusan pembalut.
Dilansir TribunWow.com dari siaran Sapa Indonesia Pagi yang diunggah di saluran Youtube KompasTV, Jumat (9/11/2018), Widoyono menyebutkan, berdasarkan release Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada tahun 2015, dalam pembalut wanita, terdapat kandungan klorin dengan kadar yang bervariasi dari tiap-tiap merek pembalut.
Selain itu, Widoyono juga menyebutkan jika pembalut memiliki kandungan sodium polyacrylate.
"Klorin ini berfungsi sebagai pemutih, dimana tidak diperkenankan dikonsumsi sebagai bahan tambahan makanan, ini sesuai dengan Permenkes No 772 tahun 1988," jelasnya.