Terkini Nasional
Tren Remaja Mabuk Pakai Air Rebusan Pembalut, KPAI: Karena Tidak Mampu Beli tapi Sudah Kecanduan
Komisioner KPAI sangat prihatin dengan maraknya kasus ditemukan remaja meminum air rebusan pembalut sebagai ganti narkotika.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Sementara itu, diberitakan TribunWow.com sebelumnya dari Pos Belitung, didapat bahwa fenomena ini sudah ada sejak 2015.
Hal tersebut disampaikan oleh Jontor, bukan nama sebenarnya.
Saat diwawancara Pos Belitung pada Senin (1/8/2016) lalu, Jontor mengaku telah merasakan sensasi mabuk air rebusan pembalut itu sejak pertengahan tahun 2015.
Ia menjelaskan, pembalut yang biasa digunakan mabuk biasanya jenis wing dan yang berwarna pink.
"Jika dikonsumsi sendiri, satu atau dua lembar pembalut. Tapi kalau beramai-ramai, biasanya merebus hingga lima lembar," jelasnya.
Menurut Jontor, ada dua cara mengonsumsi pembalut ini.
Pertama, ditetesi menggunakan bensin atau alkohol, setelah itu dihisap, dan yang kedua adalah direbus.
"Ampas pembalut terkadang dibakar, namun saat udah terasa nyaman dan buru buru mau fly, sudah lupa buang ampas, lempar saja ke kotak sampah," ujarnya.
Dalam sehari, kata Jontor, anak anak SMA biasanya diberi uang saku Rp 10 ribu.
Ketika ingin mabuk maka mereka akan iuran untuk membeli pembalut.
"Karena keseringan, bisa dibilang ya (nyandu), karena berkali kali," tutur Jontor,
Ia kemudian mengatakan, penyalahguna pembalut hampir semua dilakukan oleh laki laki.
"Kalau cewek gak ada. Tapi yang mabuk obat batuk dan arak banyak," imbuhnya.
(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)