Breaking News:

Kabar Tokoh

Novel Baswedan Berharap Presiden Berani Mengungkap Kasusnya Tidak Seperti Polri

Novel Baswedan berharap Presiden Jokowi berani mengungkap kasusnya, karena Novel menganggap Polri telah banyak diintervensi.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Wulan Kurnia Putri
Tribunnews/JEPRIMA
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan 

TRIBUNWOW.COM - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, hari ini tepat 500 hari sejak dirinya disiram air keras di wajahnya, Kamis (1/11/2018).

Lebih dari satu tahun kasusnya belum juga terungkap, Novel berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) berani untuk mengungkap kasus penyiraman dirinya.

Novel juga mengungkapkan perasaannya akan sangat sedih jika presiden takut mengungkap kasus dirinya.

"Pertanyaannya, kira-kira Presiden takut enggak mengungkap ini? Kalau Presiden takut mengungkap ini, saya sangat sedih," ujar Novel di Gedung Penunjang KPK, Jakarta, Kamis (1/11/2018).

Saat ini Novel berharap pada presiden karena dianggap sebagai pemimpin bangsa dan bisa mengendalikan Polri

"Kenapa? Karena Presiden yang paling bisa kita harapkan dan yang memimpin bangsa ini," tambah dia yang dikutip dari Kompas.com.

500 Hari Novel Baswedan Diserang, Dahnil Anzar Ceritakan Kebersamaan Mereka 1 Bulan Sebelum Kejadian

Pasalnya, penyidik senior KPK ini menduga Polri saat ini takut mengungkap kasus penyiraman tersebut karena banyak intervensi dari pihak luar.

"Saya pikir kalau pimpinan Polri takut mengungkap, itu ada wajarnya karena pimpinan Polri bisa diintervensi oleh politik dan lain-lain," tambahnya.

Selain berharap pada presiden, dalam pertemuan yang sama Novel juga mengatakan bahwa dari pihak KPK bukan hanya dirinya yang mendapatkan penyerangan.

“Di KPK yang diserang bukan cuma saya,” ujar Novel Baswedan yang dikutip dari Tribunnews.

Novel Baswedan mencontohkan beberapa kasus penyerangan, seperti safe house KPK yang pernah digerebek tanpa menggunakan aturan hukum.

500 Hari Kasus Novel Baswedan, KPK Berharap Publik Tak Lupa dan Pelaku Penyerangan Ditemukan

Pegawai KPK diculik, dan pada akhirnya pegawai itu dilepas lagi.

“Rumahnya dipasangi bom, walaupun setelah dicek ternyata bom itu palsu. Tapi kan harus diledakan juga, karena rakitannya seperti asli,” ujar Novel Baswedan.

Novel Baswedan tidak meminta agar teror yang dialaminya dijadikan prioritas utama.

Ia meminta semua kasus penyerangan terhadap pegawai KPK menjadi prioritas. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Novel BaswedanPresiden Joko Widodo (Jokowi)Polri
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved