Kabar Tokoh
Jokowi Sentil Dirut BPJS, Fahri Hamzah: Pak, soal Perut dan Kesehatan Rakyat Tak Bisa Dimanipulasi
Fhri Hamzah tampak menyoroti pernyataan Jokowi saat membuka kongres Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Rabu (17/10/2018).
Penulis: Laila N
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah tampak menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka kongres Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Rabu (17/10/2018).
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Instagram @fahrihamzah yang diunggah pada Kamis (18/10/2018).
Fahri Hamzah mengatakan apabila soal perut dan kesehatan rakyat tidak bisa dimanipulasi,
Ia pun mengaku jika dirinya sudah melakukan investigasi terkait persoalan tersebut.
Menurut Fahri, pernyataan Jokowi "Masak beginian aja sampai Presiden" adalah sebuah pernyataan yang fatal.
Politisi Fraksi PKS itu menyebutkan jika pernyataan Jokowi menandakan jika sang presiden tidak mendapat masukan yang benar.
• Fahri dan Ferdinand Tanggapi soal Dokumen yang Sebut Divestasi Saham Freeport Belum Terealisasi
"PAK @jokowi SOAL PERUT DAN KESEHATAN RAKYAT TAK BISA DIMANIPULASI
Teman-teman sambil aktivitas pagi saya nonton TV pak Jokowi sedang komplain kepada Dirut BPJS Kesehatan RI dan Kemenkes RI tentang Defisit BPJS yang sampai ke meja beliau. Beliau menyentil keras. “Masak beginian aja sampai Presiden”, semburnya. Para pejabat tertawa kecut.
Kebetulan, saya sudah melakukan investigasi masalah ini. Saya ingin buka sedikit catatan supaya presiden Jokowi sebagai presiden membaca fakta yang benar (baik betul saya). Karena ini bom waktu yang bisa meledak pas mau pencoblosan. Waspada.
Pernyataan pak Jokowi itu isyaratkan beliau tidak dapat masukan yang benar. Dan kayaknya memang salah paham. Fatal sekali sebetulnya. karena Kartu Indonesia Sehat (KIS) itu bisa jadi ladang pembantaian saat debat Pilpres yang akan datang. (Baik lagi kan gue..).
Pak Jokowi, BPJS Kesehatan adalah program strategis nasional yang oleh bapak disebut dengan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Di awal kemunculannya dulu kartu KIS ini Bapak bagi-bagi sebagai kampanye, bekal mendulang simpati dari rakyat.
Hari ini saya mengingatkan Pak Jokowi jika BPJS Kesehatan sedang mengalami masalah yang tidak bisa dianggap enteng. Karena itu negara harus hadir, Presiden harus tanggap dan peduli. Kalo Presiden peduli, sebenarnya permasalahan mudah diselesaikan.
Sekali lagi bahwa JKN-KIS ini adalah program strategis nasional. Bertujuan memberi perlindungan kesehatan menyeluruh (universal coverage) bagi rakyat Indonesia. Elemen yang terlibat begitu banyak dan jika dibiarkan bermasalah maka dampaknya juga masif.
Di sana ada peserta BPJS yang sebagian besar adalah rakyat tidak mampu. Saat ini jumlah kepesertaannya sudah 77% ( 201 juta jiwa). Ada jutaan tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) yang terhimpit nasibnya dan bergantung pada sukses program ini.
Ada ratusan rumah sakit dan institusi kesehatan yang terganggu operasionalnya. Perusahaan farmasi dan penyedia obat terancam gulung tikar. Sebagai wakil ketua DPR RI saya pernah kumpulkan mereka dan mendengar keluhannya. Panjang," tulisnya.
• Ferdinand Hutahaean Bandingkan Pernyataan Luhut soal Meikarta dengan Kasus Ratna Sarumpaet
Fahri Hamzah pun lantas melanjutkan pernyataannya melalui laman web pribadinya fahrihamzah.com.