Kabar Tokoh
Kritik Fadli Zon atas Pertemuan IMF, soal Manfaat hingga Anggap Pidato Jokowi Tak Menunjukkan Wibawa
Sederet kritik Fadli Zon terkait pertemuan IMF-World Bank di Bali pada 8-14 Oktober 2018, mulai dari manfaat hingga pidato 'Game of Throne' Jokowi.
Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon, kembali melontarkan sederet kritik mengenai pertemuan IMF-World Bank di Bali pada 8-14 Oktober 2018.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @fadlizon yang diunggah, pada Senin (15/10/2018).
Fadli Zon menilai apabila anggaran yang digelontorkan pemerintah mubazir.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu lantas menyinggung soal pembangunan lahan parkir pesawat VIP di Bandara Ngurah Rai hingga rupiah.
Menurutnya, pertemuan itu tidak membawa dampak positif bagi rupiah.
Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) 'Game of Thrones' juga tak luput dari kritik Fadli.
Menurutnya, pidato tersebut tidak memiliki substansi penting bangsa Indonesia di hadapan IMF.
• Bahas soal Dusta, Fahri Hamzah: Cerita Bohong Itu Bahkan Dapat Memuluskan Karier dan Jabatan
Tak hanya itu, Fadli Zon juga menilai jika pidato Jokowi yang mengatakan "Kami bergantung pada Bapak/Ibu semuanya, para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk menjaga komitmen kerja sama global,” tidak berwibawa.
"1) Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia telah resmi ditutup pd hari Minggu, 14 Oktober 2018. Sy memiliki bbrp catatan kritis terhadap hasil pertemuan di Bali yg telah menghabiskan anggaran mahal tsb.
2) Dri awal sy menilai pertemuan itu tak bnyk manfaatnya bagi perekonomian kita. Sy baca di Majalah Tempo pemerintah alokasikan Rp2 triliun untuk menambah lahan parkir pesawat VIP di Bandara Ngurah Rai untuk IMF n WB. Itu proyek mubazir, krn utilisasinya pasca-acara sgt kecil.
3) Knp pesawat-pesawat pribadi milik tamu kemarin tak diparkir di bandara terdekat lain? Sebab, pd saat bersamaan anggaran APBN tahun 2018 untuk Badan Informasi Geospasial yg memelihara tide sensor, serta BMKG yg memelihara tsunami sensor, masing-masing kurang dari Rp1 triliun.
4) Itu menunjukkan di tengah anggaran negara yang terbatas pemerintah sebenarnya telah gagal menempatkan skala prioritas.
5) Dari sisi manfaat, sy tak melihat acara kemarin punya efek positif bagi perekonomian kita. Apakah sesudah pertemuan kemarin depresiasi rupiah jadi tertahan? Kan tidak. Rupiah tetap melemah.
6) Jangan lupa, di masa pemerintahan Presiden @jokowi ini, nilai tukar rupiah telah mencapai level terendah dlm dua puluh tahun terakhir. Sbg tuan rumah, Indonesia jg tak bisa mengajukan resolusi yg menguntungkan atas situasi ekonomi global saat ini.
7) Pidato Presiden @jokowi kemarin, yg menyatakan, "Kami bergantung pada Bapak/Ibu semuanya, para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk menjaga komitmen kerja sama global,” sama sekali tak menunjukkan wibawa.