Breaking News:

Kabar Tokoh

Rizal Ramli Beberkan Blunder IMF dalam Merusak Ekonomi Indonesia: Rakyat Dikibuli

Rizal Ramli blak-blakan membongkar blunder-blunder IMF dalam merusak ekonomi Indonesia pada 1998 hingga menyebabkan krisis ekonomi.

Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
tribunnews
Rizal Ramli 

Akhirnya sesuai ramalan RR, terjadi krisis besar 1997/1998. Ekonomi anjlok dari rata 6% ke -13% krn salah saran & kebijakan IMF. Utk selamatkan bank2, BLBI disuntik $80 milyar, biaya penyelamatan bank terbesar relatif GDP, perusahaan banyak yg bangkrut, penggangguran naik 40%," tulis Rizal Ramli.

Fakta-fakta Penggunaan Anggaran IMF 2018, Pernyataan Luhut Pandjaitan hingga Biaya Lain di Luar APBN

Postingan Rizal Ramli soal IMF
Postingan Rizal Ramli soal IMF (Capture/Twitter)

"Pinjaman IMF $35 milyar digembar-gemborkan untuk membatu Indonesia. Semua pejabat, ekonom & media percaya dgn propaganda ini. Ternyata dipakai membayar utang swasta Indonesia di bank2 asing yg belum jatuh tempo. Pinjaman IMF itu utk selamatkan bank2 asing bukan menolong rakyat," .

"Jika pinjaman IMF $35 M dipakai utk pompa ekonomi RI, bukan selamatkan bank2 asing, ekonomi Indonesia dapat tambahan pembiayaan 350 trilliun (kurs Rp10.000/$), ekonomi Indonesia akan meroket dari -13% 1998 ke atas 8% tahun 1999. Rakyat Indonesia dikibuli komprador2 & SPG IMF !!" imbuhnya.

"Tanggal 1 Mei 1998, IMF membujuk Indonesia utk menaikkan harga bensin 74% dan minyak tanah 44%. Seminggu sebelumnya, RR diundang Asian Director IMF, DR Hubert Neiss, di Grand Hyatt untuk membujuk RR utk mendukung usulan tsb. RR menolak dan bahkan ingatkan bisa terjadi kerusuhan.

Para buzzer2 yg nora, komentar bodoh, kasar, dan tidak coba memahami masalah & solusi secara dingin, maaf terpaksa kami blocked. Karena sdr/i hanya ‘noice’ (bising). Sdr/i sebetulnya kehilangan kesempatan utk mempelajari berbagai masalah ekonomi, politik secara sistematis.

Tgl 1 Mei 1998, atas bujukan IMF, pemerintah naikkan harga bensin 74% & minyak tanah 44%. Tgl 2 Mei 1998, demonstrasi besar2an anti kenaikan BBM di Makassar, tlg 4 Mei di Medan, 9 Mei dst Solo hancur, Jkt minggu ke 2 Mei rusuh. Ini apa yg disebut literatur “IMF Provoked Riots”..

Malaysia kena krisis 1998 menolak saran IMF, atas saran DR.Zeti Acting Governor Central Bank. Malaysia selamat dari krusis, ringgit & ekonomi stabil! Pres Kim Dae Yung, bawa 100 pengutang Korea utk restrukturisa utang ke New York. Korea selamat. Indonesia manut IMF, paling hancur.

Hari ini 20 tahun kemudian, masih banyak komprador dan SPG IMF di pemerintahan, elit dan media, baik yg paham maupun sekedar speakers. Semi krisis hari ini, bisa berkembang dan berujung pada pinjaman IMF lagi, dgn kerusakan lebih dahsyat dari 1998. Belajarlah dari sejarah," pungkas Rizal Ramli.

Wakil Perdana Menteri Malaysia Kunjungi Indonesia, Bahas Terorisme hingga Bencana di Sulteng

 

 

Sebelumnya, peranan IMF dalam perusakan ekonomi Indonesia juga sempat dibahas oleh ekonom asal Amerika Serikat di Universitas Johns Hopkins, Prof. Steve Hanke.

Pernyataan ini ia sampaikan ketika berbalas pesan dengan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon.

"The IMF's role in Asian Fin. Crisis at direction of U.S. Pres. Bill Clinton = give advise to destabilize Indonesia & topple Pres. Suharto.

(Peran IMF dalam akhir Asia. Saat krisis diberi arahan Presiden Amerika Bill Clinton = memberi nasehat untuk mengacaukan Indonesia dan menggulingkan Presiden Soeharto-red)," tulisnya, 5 Maret 2018 lalu.

 Fadli Zon lantas mengucapkan terima kasih dan memberikan kesimpulan jika IMF hanyalah alat politik.

"Many thanks Prof, so the IMF was a political tool to worsen the economic crisis as conditions for regime change in Indonesia.

(Terima kasih banyak Prof., jadi IMF adalah alat politik untuk memperburuk krisis ekonomi sebagai syarat untuk perubahan rezim di Indonesia-red)," tulis Fadli.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Rizal RamliInternational Monetary Fund (IMF)TwitterKrisis ekonomiEkonomi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved