Tolak Pertemuan IMF-World Bank di Bali, Gerindra: Indonesia Sama Sekali Tak Dapat Dampak Positif
"Anggaran untuk IMF-World Bank sebenarnya akan jauh lebih bermanfaat jika dialihkan untuk rehabilitasi Lombok, Donggala," tulis Gerindra.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
9. Tapi kita juga harus paham bahwa sebagian besar putaran dana acara tersebut teralokasikan untuk akomodasi atau hotel dan biaya makan, ..
9a. maka sesungguhnya yang mendapatkan keuntungan ekonomi besar adalah pemilik hotel dan restoran di Bali. Sementara pada kenyataannya, rata-rata hotel dan restoran di Bali bukan milik orang Indonesia.
10. Rata-rata orang Indonesia hanya berperan sebagai pelayan, koki, dan sebagainya. Bukan pemilik hotel dan restoran. Sehingga, dampak yang akan muncul bagi perekonomian lokal seperti yang pemerintahkan kampanyekan, patut dipertanyakan.
11. Indonesia menjadi tuan rumah setelah sebelumnya pada 2015 lalu Peru berkesempatan menggelar pertemuan ini. Saat itu, demi memperbaiki ekonomi Peru, resep yang diberikan IMF pun sangat textbook.
12. Hanya strategi menaikkan suku bunga acuan, mencabut subsidi yang membebani keuangan negara, dan merestrukturisasi perbankan.
13. Jika langkah serupa juga dilakukan pada ekonomi bangsa ini, maka yang terjadi nantinya adalah inefektivitalisasi.
14. Hal itu lantaran IMF tidak memperhatikan secara saksama seluk-beluk dualisme ekonomi yang melekat pada perekonomian Indonesia.
15. Jika kemerosotan ekonomi Indonesia saat ini semakin menjadi, bukan tidak mungkin kejatuhan rezim seperti yang terjadi pada Presiden Soeharto pun akan terjadi.
16. Kita ingat pada saat kejatuhan Rezim Soeharto masyarakat memiliki kesan yang kurang baik terhadap sepak terjang IMF. Mereka dipandang liberal, mengagungkan mekanisme pasar, dan menafikan peran negara dalam urusan kesejahteraan sosial," tulis Gerindra.
• Sulawesi Tengah Berduka, Dahnil Anzar Simanjuntak Usul Pertemuan IMF-WB 2018 di Bali Dibatalkan
Pertemuan IMF-WB
Dikutip laman resmi Bank Indonesia (BI), IMF-World Bank Annual Meetings (AM 2018) akan digelar di Bali pada 8-14 Oktober 2018.
Pertemuan ini merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan, yang menghadirkan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota.
Tak hanya itu, sektor privat, para akademisi, Non Goverment Association (NGO), serta media juga akan hadir pada pertemuan ini.
Total peserta AM 2018 ini mencapai 15 ribu orang.
Dalam pertemuan tersebut, turut diselenggarakan pula beberapa event lain, misalnya seminar, investment forum, Focus Group Discussion (FGD), workshop, dan cultural events.
Pertemuan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Indonesia.
Khususnya dalam peningkatan cadangan devisa, perdagangan dan investasi, pariwisata.
(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)