Breaking News:

Tolak Pertemuan IMF-World Bank di Bali, Gerindra: Indonesia Sama Sekali Tak Dapat Dampak Positif

"Anggaran untuk IMF-World Bank sebenarnya akan jauh lebih bermanfaat jika dialihkan untuk rehabilitasi Lombok, Donggala," tulis Gerindra.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
KOMPAS.COM/Robinson Gamar
Panitia Nasional Annual Meeting (AM) International Monetary Fund (IMF)- World Bank Group tahun 2018 menyampaikan keterangan pers di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/8/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Partai Gerindra menuliskan penolakannya terhadap pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang akan digelar di Bali.

Hal tersbeut disampaikan Gerindra melalui laman Twitter terverivikasinya, @Gerindra, Selasa (2/10/2018).

Menurut Gerindra, acara pertemuan tahunan IMF-World Bank yang menyedot dana triliunan rupiah itu dinilai tidak tepat.

Hal itu dikarenakan, acara tersebut berlangsung saat beberapa wilayah di Indonesia tertimpa musibah.

Gerindra juga berpendapat, dana untuk acara tersebut sebaiknya disumbangkan untuk korban gempa di Sulawesi Tengah dan Lombok.

Suryo Prabowo: Serius Nih Tetap Gelar Pertemuan Tahunan IMF, meski Penanganan Bencana Belum Beres?

Lebih lanjut, Gerindra menjelaskan tentang besaran uang untuk acara tersebut serta perputaran uang setelahnya.

Berikut kicauan lengkap Partai Gerindra yang dirangkum TribunWow.com dari akun Twitter @Gerindra.

"1. Annual Meeting International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) yang menggelontorkan dana triliunan rupiah dari APBN dinilai tidak tepat.

2. Kita mengetahui bahwa acara yang menguras uang negara sangat besar tersebut berlangsung saat beberapa wilayah Indonesia mengalami musibah yang sangat memilukan.

3. @HeriGunawan88 berpendapat bahwa, dana triliunan Rupiah yang sudah disiapkan sebaiknya disumbangkan untuk korban gempa di Sulawesi Tengah dan Lombok.

4. Anggaran yang dialokasikan untuk Annual Meeting IMF-World Bank sebenarnya akan jauh lebih bermanfaat jika dialihkan untuk hal yang saat ini lebih prioritas. Seperti rehabilitasi Lombok, Donggala, atau hal-hal lain yang baik bagi masyarakat secara langsung.

5. Acara tersebut berlangsung saat kondisi ekonomi bangsa yang sedang memprihatinkan. Parahnya lagi, sekalipun menjadi tuan rumah, Indonesia sama sekali tidak mendapatkan dampak positif yang strategis secara langsung dari acara tersebut.

6. Rakyat perlu mengetahui bahwa biaya terbesar dari acara tersebut adalah akomodasi yang mencapai Rp 569,9 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp 190,5 miliar, transportasi Rp 36,1 miliar, hiburan sebesar Rp 57 miliar, dan souvenir senilai Rp 90,2 miliar.

7. Bappenas sendiri memperkirakan dana untuk mendukung penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 mencapai Rp 6,9 triliun, ditambah lagi biaya operasional penyelenggaran sebesar Rp 1,1 triliun.

Fadli Zon Usul Pertemuan IMF-World Bank Dibatalkan, Zara Zettira: Negara Lain akan Memahami

8. Menurut Bappenas, dampak langsung acara tahunan IMF-World Bank ini adalah peningkatan 18.000 wisatawan atau hanya meningkat 0.3 persen, yang diklaim mendatangkan manfaat sebesar Rp 5,9 trilliun terhadap perekonomian Bali.

9. Tapi kita juga harus paham bahwa sebagian besar putaran dana acara tersebut teralokasikan untuk akomodasi atau hotel dan biaya makan, ..

9a. maka sesungguhnya yang mendapatkan keuntungan ekonomi besar adalah pemilik hotel dan restoran di Bali. Sementara pada kenyataannya, rata-rata hotel dan restoran di Bali bukan milik orang Indonesia.

10. Rata-rata orang Indonesia hanya berperan sebagai pelayan, koki, dan sebagainya. Bukan pemilik hotel dan restoran. Sehingga, dampak yang akan muncul bagi perekonomian lokal seperti yang pemerintahkan kampanyekan, patut dipertanyakan.

11. Indonesia menjadi tuan rumah setelah sebelumnya pada 2015 lalu Peru berkesempatan menggelar pertemuan ini. Saat itu, demi memperbaiki ekonomi Peru, resep yang diberikan IMF pun sangat textbook.

12. Hanya strategi menaikkan suku bunga acuan, mencabut subsidi yang membebani keuangan negara, dan merestrukturisasi perbankan.

13. Jika langkah serupa juga dilakukan pada ekonomi bangsa ini, maka yang terjadi nantinya adalah inefektivitalisasi.

14. Hal itu lantaran IMF tidak memperhatikan secara saksama seluk-beluk dualisme ekonomi yang melekat pada perekonomian Indonesia.

15. Jika kemerosotan ekonomi Indonesia saat ini semakin menjadi, bukan tidak mungkin kejatuhan rezim seperti yang terjadi pada Presiden Soeharto pun akan terjadi.

16. Kita ingat pada saat kejatuhan Rezim Soeharto masyarakat memiliki kesan yang kurang baik terhadap sepak terjang IMF. Mereka dipandang liberal, mengagungkan mekanisme pasar, dan menafikan peran negara dalam urusan kesejahteraan sosial," tulis Gerindra.

Sulawesi Tengah Berduka, Dahnil Anzar Simanjuntak Usul Pertemuan IMF-WB 2018 di Bali Dibatalkan

Pertemuan IMF-WB

Dikutip laman resmi Bank Indonesia (BI), IMF-World Bank Annual Meetings (AM 2018) akan digelar di Bali pada 8-14 Oktober 2018.

Pertemuan ini merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan, yang menghadirkan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota.

Tak hanya itu, sektor privat, para akademisi, Non Goverment Association (NGO), serta media juga akan hadir pada pertemuan ini.

Total peserta AM 2018 ini mencapai 15 ribu orang.

Dalam pertemuan tersebut, turut diselenggarakan pula beberapa event lain, misalnya seminar, investment forum, Focus Group Discussion (FGD), workshop, dan cultural events.

Pertemuan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Indonesia.

Khususnya dalam peningkatan cadangan devisa, perdagangan dan investasi, pariwisata.

(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)

Tags:
International Monetary Fund (IMF)World BankIMF-World Bank Annual MeetingPartai Gerindra
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved