Breaking News:

Pemilu 2019

Dedek Prayudi: Pemilih Milenial Bukan Hanya Melihat Lipbalm dan Celana Ketat

Jubir Bidang Kepemudaan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi memberikan komentar terkait pemilih milenial yang ramai dibicarakan.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Twitter @uki23
Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi atau yang akrab yang disapa Uki 

TRIBUNWOW.COM - Jubir Bidang Kepemudaan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi memberikan komentar terkait pemilih milenial yang ramai dibicarakan.

Hal ini diungkap Dedek melalui Twitter miliknya, @Uki23, Selasa (25/9/2018).

Dedek mengatakan jika pemilih milenial tidak terlihat dari kosmetik bibir, lipbalm dan juga penggunaan celana yang ketat.

Ia juga mentautkan video dari Kompas TV ketika dirinya hadir menjadi narasumber di acara Dua Arah.

"Pemilih milenial bukan hanya melihat lipbalm dan celana ketat calon kepala negara, juga bukan soal orasi fiksi berapi api. Ini adalah cuplikan video diskusi (debat) di kompas TV soal Milenial dan Pilpres 2019.

Inilah karakteristik milenial menurut pengamatan kami di PSI," kicau Dedek Prayudi.

Dilaporkan PSI ke Polisi soal Lagu Potong Bebek Angsa, Fadli Zon: Polisikan Balik, Sederhana Saja

Sementara pada video yang ia tautkan Dedek mengakan ada tiga karakteristik pada pemilih milenial.

"Berbicara soal milenial ada tiga karakteristik milenial yang kami di PSI tangkap, yang pertama milenial itu sangat kritis, mereka itu cenderung berpendidikan tinggi dibanding generasi sebelumnya, plus mereka juga terpapar informasi yang luas sehingga mereka percaya data bukan percaya orasi fiksi yang berapi-api.

Lalu yang kedua milenial itu terkesan Apolitik, mereka merasa dunia politik itu tidak bersentuhan langsung dengan kulit mereka, sehingga dibutuhkan daya komunikasi dan kebijakan-kebijakan yang membuat mereka merasa oh dunia politik itu berkaitan dengan saya dan orang ini memperjuangkan kepentingan saya, yang akan dilakukan adalah pengangguran, dll itu adalah concern para milenial.

Lalu yang ketiga karakteristik milenial mereka itu adalah tipe orang yang kalau mau menarik mereka datanglah dengan politik yang menawarkan harapan buat mereka.

Sebagai politisi kita harus menawarkan solusi-solusi kongkrit yang berkaitan dengan concern mereka, bukan politik ketakutan di mana kalau kamu gak pilih saya maka yang terjadi adalah begini-begini-begini negara bubar," ujar Dedek Prayudi.

 

Alissa Wahid Tegaskan Sikap Gusdurian: Tetap Istiqamah Tidak Berpolitik Praktis

Sementara itu, diberitakan sebelumnya dari Tribunnews, Ketua Forum Indonesia Muda Cerdas, Asep Ubaidilah, menilai pentingnya suara dari generasi milenial di Pilpres 2019 mendatang.

Ia mengatakan generasi berusia 15-34 tahun tersebut memiliki jumlah populasi yang cukup besar di Indonesia, yakni 34,45 persen.

"Dalam konteks politik, suara pemilih milenial dalam Daftar Pemilih Tetap KPU proporsinya sekitar 34,2 persen dari total 152 juta pemilih dan keberadaannya kerap disebut bakal menentukan arah politik bangsa Indonesia ke depan," ujar Asep, di Jakarta, Sabtu (15/9/2018).

"Sehingga banyak yang di pasang calon-calon pemimpin dari daerah sampai ke pusat mengambil peran dengan figur muda yang menyesuaikan gaya milenial," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Dedek PrayudiGenerasi milenialPartai Solidaritas Indonesia (PSI)
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved