Kabar Tokoh
Pengusaha Jatim Tukar 50 Juta Dolar AS, Iwan Fals: Sumpah dari Dulu Saya Enggak Pernah Pakai Dolar
Forum Komunikasi Asosiasi (Forkas) Pengusaha Jawa Timur (Jatim) menukarkan 50 juta dolar Amerika Serikat (AS) ke mata uang rupiah.
Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Forum Komunikasi Asosiasi (Forkas) Pengusaha Jawa Timur (Jatim) menukarkan 50 juta dolar Amerika Serikat (AS) ke mata uang rupiah.
Terkait hal ini, Musisi Iwan Fals memberikan komentar melalui laman Twitter @iwanfals, Jumat (21/9/2018).
Iwan Fals mengaku dirinya sejak dulu tidak pernah menggunakan dolar AS.
Iwan Fals menyebut selalu menggunakan rupiah dalam melakukan transaksi.
"Pengusaha Jatim sudah, tinggal Provinsi lain nih, tukar dolar ke rupiah.
Sumpah suer deh dari dulu saya gak pernah pakai dolar, rupiah dong," tulis Iwan Fals melalui laman Twitternya.
• Andi Arief Sebut SBY akan Lakukan Operasi Darat di 150 Kabupaten/Kota untuk Menangkan Prabowo

• Disebut jadi Wakil Ketua Tim BPN Prabowo-Sandiaga, Yenny Wahid: Ngarang aja
Diberitakan dari Kompas.com, Kamis (20/9/2018), melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menggerakkan pengusaha Jatim yang tergabung dalam Forkas untuk menukarkan 50 juta dolar AS ke rupiah.
Upaya dilakukan untuk membantu pemerintah dalam menstabilkan nilai tukar rupiah.
Ketua Forkas Jatim, Nur Cahyadi menjelaskan pengusaha di Jawa Timur mau tidak mau harus melepas dolar.
Hal ini menurutnya karena pengusaha Jatim memiliki tekad kuat untuk menstabilkan nilai tukar rupiah kembali.
"Ini merupakan gerakan moral. Bisnis tidak hanya berupa keuntungan ya, tapi ada nilai moral yang akan kami sampaikan. Gerakan kami ini semoga bisa ditiru dan meluas," ujar Nur Cahyadi.
• Perindo dan Hanura Beri Tanggapan terkait Caleg Eks Koruptor yang Diusung
Nur Cahyadi menyebut, gerakan yang dilakukan pengusaha Jatim akan berkelanjutan.
Penukaran dolar AS ke rupiah tidak hanya dilakukan saat nilai tukar rendah.
"Ini inisiatif teman-teman Forkas. Jadi akan terus menukarkan dollarnya. Di sisi lain, gerakan ini untuk merangsang pajak PPN, memberi daya rangsang tidak menahan dolar," jelas Nur Cahyadi.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Jenderan (Purn) Moeldoko juga memberikan apresiasi atas gerakan tersebut.