Polemik Impor Beras
Soal Polemik Kebijakan Impor Beras, Said Didu: Butuh Ketegasan Pemimpin
Said Didu mengatakan kisruh Kebijakan impor beras ini disebabkan empat data.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Muhammad Said Didu turut berkomentar soal polemik Kebijakan impor beras untuk Bulog.
Hal ini diungkapkan Said Didu melalui akun Twitter miliknya, @saididu, Kamis (20/9/2018).
Said Didu mengatakan kisruh Kebijakan impor beras ini disebabkan empat data.
Ia menulis yakni karena adanya versi dan kepentingan dari empat lembaga negara yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Urusan Logistik (Bulog), Kementerian Pertahanan (Kementan), dan Kementerian Perdagangan.
Menurutnya, polemik ini diperlukan adanya ketegasan dari seorang pemimpin untuk menyelesaikan.
• Budi Waseso Sebut Gudang Beras Sudah Penuh, Darmin Nasution: Kalau Tidak Impor Waktu Itu Repot Kita
"Terkait kisruh masalah impor beras, ini disebabkan krn ada 4 data : 1) BPS, 2) Bulog, 3) Kementan, dan 4) Kemendag dg masing2 versi dan kepentingan. Dibutuhkan ketegasan pemimpin hadapi persaoalan seperti ini," tulis akun @saididu.
Sebelumnya diberitakan stok persediaan beras yang melimpah membuat Direktur Bulog Budi Waseso harus menyediakan gudang tambahan.
Hal itu dilakukan agar stok beras tersebut bisa disimpan dengan baik sebelum didistribusikan ke pasar.
Budi Waseso menyatakan, pihaknya bahkan harus menyewa gudang milik institusi negara lain untuk mengakomodir stok beras tersebut.
"Secara kapasitas, gudang Bulog mampu menampung tiga juta ton beras, tetapi karena ada beberapa yang harus diperbaiki, rusak, dan lainnya jadi hanya mampu 2,2 juta ton."
Waseso menambahkan, saat ini ada 500.000 ton beras milik Bulog yang disimpan di gudang TNI AU tersebut.
Kemudian hal itu memicu saling tuding kebijakan soal impor beras antara Budi Waseso dan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita.
• Buwas Tegaskan Tak Perlu Impor Beras, Mahfud MD: Saya Sangat Suka Orang Ini
Awalnya Enggartiasto mengatakan jika permohonan itu telah diminta oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).
Adapun izin impor tersebut dikeluarkan pada Juli 2018 dan mulai berlaku hingga September 2018.
Oleh karenanya, secara total Bulog mendapatkan izin untuk impor beras sebanyak dua juta ton.
Satu juta ton impor beras sudah direalisasikan Bulog pada medio Februari dan Mei 2018.