Gejolak Rupiah
Pedagang Tahu dan Tempe Khawatir Gulung Tikar karena Naiknya Harga Kedelai Impor
Pedagang tahu dan tempe yang bergantung pada kedelai impor mulai merasa bingung karena meningkatnya harga kedelai impor.
Penulis: Mutmainah Rahmastuti
Editor: Lailatun Niqmah
Menurut Hajja Muhti, sekarang rata-rata pelanggannya di berbagai daerah juga mengurangi pesanan mereka.
Sebagian pelanggan bahkan menghentikan pesanan sementara lantaran alasan tahu tempe produksinya mahal.
Hajja Muhti berupaya agar usaha turun temurun dari keluarganya tersebut tetap berjalan, salah satu caranya dengan menyiasati ukuran tahu tempe produksinya.
Akan tetapi upaya tersebut justru menuai kritikan pelangganya.
Sejumlah pelanggan bisa menerima alasan mengapa ia melakukan strategi tersebut namun sebagian lainnya tidak.
Turunnya produksi tahu dan tempe secara drastis ini membuat masa kerja belasan karyawannya hanya beroperasi hingga siang hari, selebihnya istirahat.
• Dapat Ancaman dari Nasdem, Rizal Ramli: Tidak Ada Niat dan Kata-kata Menghina Surya Paloh, Kok Baper
Seperti pengusaha tahu dan tempe lainnya, Hajja Muhti berharap pemerintah bisa segera menyiasati keadaan agar usaha produksi tahu dan tempe miliknya yang sudah berjalan puluhan tahun, tidak tutup alias bangkrut, karena daya beli pelanggannya yang tidak terjangkau.
Imbas naiknya harga kedelai impor akibat melemahnya rupiah turut dirasakan oleh pedagang tahu tempe keliling atau eceran. (TribunWow.com/Mutmainah Rahmastuti)