Gejolak Rupiah
Imbas Pelemahan Rupiah, Sri Mulyani: Bukan pada Utangnya, namun pada Defisit Transaksi Berjalan
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah bukan berimbas pada utangnya.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Fachri Sakti Nugroho
“Ini adalah sebuah hasil yang penting. Karena investor lebih fokus pada risiko. Penting untuk tidak menyamaratakan risiko krisis pada negara-negara berkembang,” bunyi kesimpulan analisis Nomura itu.
Diberitakan Kompas.com terkait analisis Nomura, dijelaskan bahwa nilai tukar rupiah beberapa waktu terakhir memang mengalami pelemahan terhadap dollar AS.
• Tanggapi Sri Mulyani soal Pelemahan Rupiah, Jansen Sitindaon: Lepas Saja sampai Rp 30 Ribu
Namun, pelemahan tersebut dipandang cenderung gradual dan sejalan dengan kebijakan pengetatan moneter yang dilakukan bank sentral AS Federal Reserve.
Meski begitu, berdasarkan analisis ini, Indonesia dipandang cukup resilien dalam menghadapi kondisi tersebut, terlihat dari cadangan devisa yang cukup tinggi untuk menahan pelemahan nilai tukar lebih lanjut.
Tak hanya itu, pemerintah pun telah melakukan serangkaian upaya untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan.
Rasio utang Indonesia pun dipandang masih cukup baik.
Dengan cadangan devisa yang tercatat 117 miliar dollar AS dan rendahnya rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB), berdasarkan Analisis ini, Indonesia dianggap masih cukup kuat dalam menahan pelemahan nilai tukar.
(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)