Gejolak Rupiah
Pelemahan Rupiah Berdampak ke Importir Sapi: Impor Kami Kurangi, Sekarang Hanya untuk Isi Kandang
Direktur Utama PT Cadila Lestari Achmad mengatakan dampak pelemahan rupiah mempengaruhi target importir sapi bakalan di Cadilac.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Direktur Utama PT, Cadila Lestari Achmad, mengatakan dampak pelemahan rupiah mempengaruhi target importir sapi bakalan di Cadilac.
Dilansir TribunWow.com dari Kontan.co.id, Senin (10/9/2018), sebagai importir sapi bakalan, Cadila mengandalkan impor sapi dari Australia yang dibeli dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
"Sekarang impor kami kurangi, hanya untuk mengisi kandang. Sampai September ini, saya sudah mengimpor sekitar 14.619 ekor sapi kurang lebih 25% kapasitas impor manakala kondisi normal," ucap Achmad yang juga selaku Anggota Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo).
Achmad melanjutkan, mereka masih menunggu rupiah kembali stabil, sehingga baru akan melanjutkan impor sapi bakalan.
• Daftar Pemilih Tetap Ganda Banyak Ditemukan Jelang Pemilu 2019, Fadli Zon: Masalah Klasik
Saat ini, harga sapi bakalan dari Negeri Kanguru tersebut sebesar 3 sampai 3,5 dolar AS per kilogram.
Walaupun harganya dalam dolar AS tetap, namun bila menggunakan rupiah, harganya justru mahal.
Achmad berharap, pelemahan rupiah tidak berlangsung lama dan agar usaha feedloter tetap berjalan dan punya kepastian harga.
Disisi lain, dampak pelemahan rupiah juga dirasakan oleh perusahaan penerbangan.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bahkan membuat Kementerian Perhubungan mengajukan rencana kenaikan 5% tarif batas bawah (TBB) pesawat dari saat ini 30% menjadi 35%.
Dilansir TribunWow.com dari TribunNews, Sabtu (8/9/2018), kenaikan tersebut diajukan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo menanggapi dengan baik hal tersebut walaupun besarannya belum sesuai dengan yang diajukan oleh Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) yakni sebesar 10 persen.
"Ya, ada efeknya lah, walaupun tidak signifikan, kita terima kasih itu disetujui. Kita mengikuti koridor yang benar, suara airline melalui Inaca itu," kata Juliandra saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).
Menurut Juliandra, jika batasan tarif baru sudah ditetapkan pemerintah, tidak akan sulit bagi Citilink untuk menaikkan harga tiket pesawat.
• Gubernur Papua Dukung Jokowi, Fadli Zon Tetap Yakin Partai Gerindra Cukup Kuat
Hal itu karena ada landasan aturan dan melihat tingginya jumlah penumpang Citilink dalam dua bulan terakhir yang mencapai 90 persen.
"Kita bermain dalam koridor batasan tarif gak boleh melanggar itu. Saat ini kan demandnya juga naik sehingga itu tidak terlalu sulit buat kita coba (naikkan harga)," ujar Juliandra.