Gejolak Rupiah
Upaya Pertamina untuk Hadapi Gejolak Rupiah
Pertamina telah menyiapkan langkah antisipasi terhadap pelemahan nilai tukar rupiah yang berakibat pada harga impor BBM.
Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Astini Mega Sari
"Ini kan lagi proses revisi. Belum tahu angkanya, makanya kami lagi diskusi sama Kementerian BUMN," tutur Arief..
• Ajak Tak Bandingkan dengan Krisis 1998, Said Didu: Fokus Cari Solusi, Bukan Solusi Bangku Kuliah
Menurunkan Target Laba Bersih
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno menjelaskan laba bersih Pertamina hingga semester I tahun 2018 masih jauh dari target.
Fajar Harry Sampurno menyebut laba bersih Pertamina di semester I tahun 2018 yang tidak tercapai senilai Rp 5 triliun.
Menurunnya laba Pertamina disebabkan oleh kenaikan harga minyak di pasar internasional.
Selain itu, pendapatan hulu migas Pertamina tidak cukup menutup kerugian di hilir migas.
Oleh sebab itu, hingga akhir tahun 2018 Kementerian BUMN belum bisa memastikan pencapaian target laba bersih Pertamina sebesar Rp 32 triliun.
Arief menambahkan, pada akhir tahun target laba bersih Pertamina kemungkinan akan turun.
"Itu lagi direvisi. Target akan turun," ungkapnya.
• Dukung Sri Mulyani Hadapi Gejolak Rupiah, Zulkifli Hasan: Waktunya saling Menguatkan
Hingga hari ini, Jumat (7/9/2018), data Bloomberg menyebutkan nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.890 per dolar AS.
Dikutip dari bi.go.id, hingga Jumat (7/9/2018), nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.884 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Sedangkan kurs transaksi Bank Indonesia menunjukkan Rp 14.958 per dolar AS untuk kurs jual dan Rp 14.810 untuk kurs beli. (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)